Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Investasi/Kepala BKPM (Badan Koordinasi Penanaman Modal) Bahlil Lahadalia mengungkapkan kondisi dunia saat ini sedang tidak baik-baik saja imbas adanya perang dagang AS dan China, pandemi Covid-19, perang Rusia dan Ukraina, hingga ketegangan politik antara China dan Taiwan.
Dia menyampaikan, kondisi tersebut telah membuat pertumbuhan ekonomi dunia melambat dan tingkat inflasi di berbagai dunia melonjak.
“Dunia tidak sedang dalam kondisi baik,” ungkap Bahlil dalam Orasi Ilmiah UGM yang dipantau secara virtual, Selasa (4/10/2022).
Dia mengambil contoh kondisi Inggris saat ini, dimana tingkat inflasinya berada di level 9,9 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) pada Agustus 2022, atau sedikit lebih rendah dari bulan sebelumnya yang mencapai 10,1 persen.
Mantan Ketua Hipmi itu menuturkan, pemerintahan Inggris mencoba untuk melakukan revisi terhadap APBN nya dengan menurunkan pajak agar terjadi multiplier efek. Namun langkah tersebut justru membuat nilai tukar poundsterling jatuh.
“Apa yang terjadi? Respon terhadap pasar keuangan dari kebijakan Inggris tidak menguntungkan. Nilai tukar poundsterling jatuh, bahkan dolar lebih tinggi,” ujarnya.
Baca Juga
Krisis pangan dan energi di Inggris juga mulai menjadi sorotan. Memasuki musim dingin, lanjut Bahlil, sebagian besar apartemen memutuskan untuk mengunci saluran gasnya dan anak-anak muda akan menggunakan selimut menjelang musim dingin.
Melihat situasi saat ini, Bahlil menilai perlu adanya kebijakan yang tepat agar nasib Indonesia tak mengalami nasib yang sama seperti Inggris dan negara lainnya.
“Kalau kita salah membuat kebijakan, salah kita melangkah, maka tidak menutup kemungkinan, kondisi-kondisi di berbagai negara yang mengkhawatirkan kita, implikasinya akan masuk ke Indonesia,” tuturnya.