Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan Indonesia menjadi salah satu negara yang sukses menjaga defisit anggaran di level rendah di tengah pemulihan ekonomi pasca pandemi Covid-19.
Menurutnya, akumulasi defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara atau APBN Indonesia selama periode pandemi 2020-2021 cukup rendah dibandingkan negara lain yakni hanya 10,7 persen terhadap PDB (produk domestik bruto).
“Angka ini jauh lebih rendah dibandingkan berbagai negara lainnya seperti AS, India, serta Inggris yang memiliki akumulasi defisit melebihi 20 persen terhadap PDB dalam dua tahun pandemi,” kata Sri Mulyani dalam Rapat Paripurna Masa Persidangan I Tahun Sidang 2022-2023 di Kompleks Parlemen, Jakarta, Kamis (29/9/2022).
Melihat pencapaian tersebut, Sri Mulyani mengatakan bahwa Indonesia dapat menggunakan APBN secara efektif dan efisien serta hati-hati dan terukur sebagai instrumen kebijakan dalam mengatasi dampak pandemi dan memulihkan ekonomi.
Sebagaimana diketahui, Indonesia telah diakui dunia sebagai negara yang sukses menangani pandemi Covid-19 dengan sangat baik. Ini tentunya berkat dukungan APBN yang kuat dan efektif sehingga berbagai strategi pemerintah selama periode pandemi dalam berjalan dengan baik.
Bendahara negara itu juga mengatakan keberhasilan Indonesia dalam menangani pandemi Covid-19 menjadi faktor penting dalam menjaga momentum pemulihan perekonomian nasional.
Baca Juga
Hal tersebut ditunjukkan dari laju pertumbuhan ekonomi Indonesia yang masih tumbuh kuat pada angka 5,44 persen pada kuartal II/2022. Selain itu, dengan inflasi yang masih terkendali, tingkat inflasi Indonesia jauh lebih rendah dibandingkan dengan yang terjadi di negara-negara lain.