Bisnis.com, JAKARTA — Perekonomian domestik pada kuartal ketiga tahun ini diperkirakan melanjutkan tren pertumbuhan yang kuat.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan hal ini tercermin dari mobilitas masyarakat yang telah berada di atas level pandemi. Sejalan dengan itu, Mandiri Spending Index menunjukkan optimisme masyarakat pada level 132 pada Agustus 2022.
Indeks penjualan ritel pun tercatat tumbuh cukup kuat, sebesar 5,4 persen pada Agustus 2022, sehingga turut menopang pemulihan ekonomi.
Dari sisi produksi, PMI Manufaktur Indonesia berada pada level ekspansi selama 12 bulan berturut-turut. Data terakhir, pada Agustus 2022, PMI Manufaktur tercatat menguat ke level 51,7.
Kapasitas produksi untuk manufaktur dan pertambangan juga tercatat terus meningkat dan mendekati level sebelum pandemi.
Sri Mulyani mengatakan, berbagai lembaga internasional bahkan memperkirakan ekonomi Indonesia tumbuh cukup kuat pada kisaran 5,1 hingga 5,4 persen hingga akhir tahun.
Baca Juga
“Ini tentu karena kinerja pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal iI/2022 cukup tinggi dan sampai kuartal III menunjukkan aktivitas yang masih sangat kuat,” katanya dalam konferensi pers APBN Kita, Senin (27/9/2022).
Sri Mulyani memperkirakan pertumbuhan ekonomi akan ditopang oleh konsumsi rumah tangga yang relatif stabil pada sisa tahun 2022, serta kinerja ekspor yang tetap tumbuh kuat.
Pada Agustus 2022, nilai ekspor Indonesia tercatat sebesar US$27,9 miliar, tertinggi dalam sejarah. Secara tahunan, ekspor tersebut tumbuh sebesar 30,15 persen.
Ekspor yang tinggi memicu surplus neraca perdagangan yang mencapai US$5,76 miliar, jauh lebih tinggi dibandingkan dengan bulan sebelumnya.
Adapun Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II/2022 mencapai 5,44 persen secara tahunan (year-on-year/yoy). Sementara itu bila dibandingkan dengan kuartal sebelumnya tumbuh 3,72 persen.
Kepala Badan Pusat Statistik Margo Yuwono menyampaikan bahwa perekonomian Indonesia yang diukur berdasarkan besaran produk domestik bruto (PDB) pada kuartal II/2022 atas dasar harga berlaku mencapai Rp4.919,9 triliun, sedangkan berdasarkan harga konstan mencapai Rp2.923,7 triliun.
“Secara tahunan, kinerja ekonomi triwulan II/2022 sudah lebih tinggi daripada sebelum pandemi,” katanya dalam konferensi pers, Jumat (5/8/2022).
BPS mencatat dengan perbaikan mobilitas, beberapa sektor tumbuh tinggi, seperti transportasi dan pergudangan yang naik 21,27 persen yoy serta akomodasi makan dan minum 9,76 persen yoy. Selain itu, beberapa sektor utama juga mengalami pertumbuhan moderat, yaitu pada sektor industri 4,01 persen, perdagangan 4,42 persen, dan pertanian 1,37 persen.