Bisnis.com, JAKARTA - Bank Sentral Inggris atau Bank of England (BoE) menaikkan suku bunga acuan menjadi 2,25 persen dalam upaya memerangi inflasi yang melonjak di tengah krisis ekonomi yang melanda negara tersebut.
Dilansir dari The Guardian pada Kamis (22/9/2022). kebijakan Bank Sentral Inggris tersebut merupakan kenaikan ketujuh berturut-turut. Namun, kenaikan suku bunga tersebut yang lebih kecil dari yang diperkirakan banyak investor.
Kenaikan suku bunga 50 Bps menunjukkan bahwa Bank Sentral Inggris berusaha untuk mencegah inflasi menjadi tertanam terus-menerus, meskipun ada kekhawatiran atas ekonomi.
Keputusan Komite Kebijakan Moneter Inggris membawa suku bunga ke level tertinggi sejak 2008 atau saat dunia dilanda krisis keuangan.
Namun, sembilan anggota Komite Kebijakan Moneter Inggris menahan diri dari pendekatan yang lebih agresif yang diadopsi oleh Bank Sentral Eropa dan Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed). Seperti diketahui, The Fed secara agresif menaikkan suku bunga acuan 75 persen menjadi 3,25 persen.
Samuel Tombs, Kepala Ekonom di Pantheon Macroeconomics mengatakan di balik keputusan BoE untuk tidak mengikuti bank sentral Eropa dan The Fed.
Baca Juga
“Kepastian bahwa itu difokuskan pada prospek inflasi harga konsumen dan bukti munculnya kelesuan dalam ekonomi," ujar Samuel Tombs seperti dikutip dari Financial Times, Kamis (22/9/2022).
Bank Sentral Inggris memperkirakan produk domestik bruto negara tersebut akan turun 0,1 persen pada kuartal III/2022, atau lebih tinggi dibandingkan dengan perkiraan pertumbuhan 0,4 persen pada Agustus 2022.
"Ini akan menandai penurunan kuartal kedua berturut-turut, memperkuat kekhawatiran bahwa ekonomi jatuh ke dalam resesi," imbuhnya.