Bisnis.com, JAKARTA – Bank Indonesia, Bank of Japan, dan Bank of England akan memutuskan kebijakan suku bunga dan moneter hari ini, Kamis (22/9/2022), setelah bank sentral AS Federal Reserve memutuskan kenaikan suku bunga acuan 75 basis poin.
Federal Open Market Committee (FOMC) memutuskan kenaikan kisaran suku bunga acuan Fed Fund Rate 75 basis poin menjadi 3 – 3,25 persen. Suku bunga acuan ini merupakan yang tertinggi sejak sebelum krisis keuangan 2008, dan naik dari mendekati nol pada awal tahun ini.
Dalam konferensi pers setelah keputusan suku bunga acuan, Gubernur The Fed Jerome Powell bersumpah bahwa bank sentral akan menekan inflasi hingga mencapai target 2 persen.
“Kami sangat bertekad untuk menurunkan inflasi ke target 2 persen. Kami akan terus melakukannya sampai pekerjaan selesai,” ungkap Powell, dikutip Kamis (22/9).
Sementara itu, Bank Indonesia (BI) akan mengumumkan hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) terutama terkait suku bunga acuan pada Kamis siang.
Pada RDG bulan ini, BI diperkirakan akan kembali menaikkan suku bunga acuan, sebagai respons dari tingginya inflasi akibat kenaikan harga BBM dan langkah Federal Reserve (The Fed) yang baru saja menaikkan suku bunga atau Fed Funds Rate (FFR) sebesar 75 basis poin menjadi 3 – 3,25 persen.
Baca Juga
Direktur Riset Center of Reform on Economics (CORE) indonesia Piter Abdullah memperkirakan BI akan menaikkan suku bunga di kisaran 25 – 50 basis poin.
“BI akan kembali menaikkan suku bunga acuan, merespons kenaikan suku bunga acuan The Fed dan juga lonjakan inflasi pasca kenaikan harga BBM. Minimal 25 basis poin dan maksimal 50 basis poin,” katanya kepada Bisnis, Rabu (21/9/2022).
Di hari yang sama, Bank of England (BOE) juga akan memutuskan suku bunga acuannya. BOE secara luas diperkirakan menaikkan suku bunga dan mulai melakukan penjualan aset yang ditumpuk selama program stimulus selama satu dekade.
Para ekonom memperkirakan bank sentral Inggris akan menaikkan suku bunga acuan pinjaman 0,5 poin persentase menjadi 2,25 persen dan mengonfirmasi rencana untuk meningkatkan penjualan obligasi senilai 895 poundsterling diperoleh selama program pelonggaran kuantitatif.
Pejabat BOE yang dipimpin oleh Gubernur Andrew Bailey mengatakan mereka akan bertindak "secara paksa" untuk mencegah inflasi terus merangkak naik. BOE akan memutuskan suku bunga acuan pada pukul 12.00 waktu London.
Di sisi lain, Bank of Japan (BOJ) akan mengakhiri pertemuan dua pada hari ini dandiperkirakan tetap pada kebijakannya yang dovish, berbanding terbalik dengan bank sentral lainnya.
Kemungkinan penurunan imbal hasil 10 tahun Jepang dari plafon 0,25 persen BOJ dapat mengurangi tekanan pada bank sentral Jepang untuk terus membeli surat utang.
Kepala ekonom pasar Daiwa Securities Co. Mari Iwashita mengatakan sikap BOJ dan responsnya terhadap kondisi pasar akan tetap tidak berubah, meskipun imbal hasil obligasi AS naik atau turun.
“Ini akan melanjutkan operasi pembelian obligasi dengan suku bunga tetap yang tidak terbatas untuk membatasi imbal hasil 10 tahun dan menggunakan pembelian terjadwal atau tidak terjadwal untuk menahan kenaikan yang tidak diinginkan dalam imbal hasil super panjang," katanya.
Iwashita melanjutkan, jika imbal hasil AS turun, BOJ hanya bisa mengambil sikap wait and