Bisnis.com, JAKARTA – Pengajuan baru tunjangan pengangguran di Amerika Serikat turun di pekan kelima berturut-turut pekan lalu. Hal ini menunjukkan permintaan tenaga kerja tetap sehat meskipun prospek ekonomi masih belum pasti.
Dilansir dari Bloomberg pada Kamis (15/9/2022), Departemen Tenaga Kerja AS mencatat pengajuan klaim pengangguran awal turun 5.000 menjadi 213.000 pada pekan yang berakhir 10 September. Angka ini lebih rendah dari median proyeksi dalam survei Bloomberg terhadap para ekonom yang memperkirakan 227.000 pengajuan.
Rata-rata pergerakan empat pekan, yang menurunkan volatilitas dari tiap pekannya, turun menjadi 224.000, level terendah sejak Juni.
Sementara itu, klaim pengangguran lanjutan naik tipis menjadi 1,4 juta pada pekan yang berakhir 3 September, masih salah satu yang terendah secara historis.
Klaim turun telah menurun karena pengusaha masih berusaha untuk mengisi jutaan posisi terbuka dan mempertahankan pekerja yang sudah direkrut. Namun, tren dapat berbalik arah karena Federal Reserve diperkirakan tetap menerapkan kebijakan suku bunga yang agresif untuk mengatur permintaan di seluruh perekonomian, termasuk tenaga kerja.
Data awal pekan ini menunjukkan inflasi AS naik melampaui perkiraan pada bulan Agustus 222 di 8,3 persen year-on-year (yoy). Hal ini memperkuat kemungkinan bahwa The Fed akan menaikkan suku bunga sebesar 75 basis poin lagi dalam pertemuan kebijakan pekan depan.
Baca Juga
Sebuah laporan terpisah menunjukkan penjualan ritel AS secara tak terduga naik pada Agustus setelah menurun pada bulan sebelumnya, menyusul gambaran beragam dari aktivitas belanja yang mendasarinya.
Pada basis yang tidak disesuaikan, klaim awal turun 9,8 persen menjadi 155.961 pekan lalu. Pengajuan klaim paling banyak terdapat di California, Texas, dan New York. Massachusetts, yang telah bergejolak dalam beberapa bulan terakhir, membukukan peningkatan yang sangat besar.