Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Inflasi AS Lampaui Ekspektasi, Suku Bunga The Fed Bakal Naik Berapa Persen?

Probabilitas kenaikan suku bunga The Fed AS sebesar 75 basis poin semakin kuat setelh data inflasi AS bulan Agustus 2022 melampaui ekspektasi.
Warga Amerika Serikat (AS) berbelanja di salah satu supermarket. Departemen Tenaga Kerja AS mencatat indeks harga konsumen (IHK) AS naik 8,3 persen pada Agustus 2022 dari periode yang sama tahun sebelumnya (yoy)./Bloomberg
Warga Amerika Serikat (AS) berbelanja di salah satu supermarket. Departemen Tenaga Kerja AS mencatat indeks harga konsumen (IHK) AS naik 8,3 persen pada Agustus 2022 dari periode yang sama tahun sebelumnya (yoy)./Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA – Inflasi Amerika Serikat yang masih memanas memberikan tekanan bagi Federal Reserve untuk terus melanjutkan laju kenaikan suku bunga acuan untuk meredakannya. Tekanan ini semakin berat setelah data inflasi Agustus melampaui ekspektasi banyak pihak.

Dilansir dari Bloomberg, Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan pada Selasa (13/9/2022) Indeks Harga Konsumen (IHK) AS naik 0,1 persen pada Agustus dibandingkan bulan sebelumnya (month-on-month/mom) dan 8,3 persen year-on-year (yoy).

Angka inflasi AS ini melampaui ekspektasi dalam analis dalam survei Bloomberg yang memproyeksikan inflasi AS mencapai 8,1 persen yoy.

Meskipun penurunan harga bensin menahan IHK bulanan di 0,1 persen, IHK inti yang tidak termasuk komponen makanan dan energi naik 0,6 persen mom dan 6,3 persen yoy, di atas proyeksi sebesar 6,1 persen.

Hal ini membuat sebagian investor bertaruh bahwa The Fed mugkin dapat menaikkan suku bunga acuan sebesar 100 basis poin dalam pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) pada 20-21 September mendatang. Namun, mayoritas masih memperkirakan kenaikan 75 basis poin.

Ekonom senior Nomura Securities Robert Dent mengatakan data inflasi AS bulan ini secara umum cukup menghawatirkan bagi The Fed. Ia memperkirakan bank sentral menaikkan suku bunga 100 basis poin.

"Pejabat Fed akan kesulitan untuk menemukan harapan atau aspek positif dari data terbaru yang dirilis,” ungkap Robert seperti dikutip Bloomberg.

Investor sekarang sepenuhnya mengharapkan Fed akan menaikkan suku bunga acuan sebesar 75 basis poin untuk ketiga kalinya berturut-turut. Pelaku pasar juga menaikkan ekspektasi kenaikan 75 basis poin dalam pertemuan Nobember mendatang.

Dengan begini, pelaku pasar menaruh ekspektasi bahwa suku bunga acuan dapat naik hingga 4 persen pada akhir 2022 dan menjadi 4,3 persen pada Maret 2023.

Dengan data yang menunjukkan bahwa tekanan harga sangat tinggi dan berbasis luas, beberapa pihak melihat The Fed terbuka untuk melangkah lebih besar lagi minggu depan.

"Data inflasi menaikkan probabilitas naiknya suku bunga acuan sebesar 1 persen, dan mengingat nada hawkish yang telah disampaikan The Fed, hal ini semakin mungkin terjadi," kata kepala ekonom KPMG LLP Diane Swonk.

Proyeksi senada juga diungkapkan oleh kepala ekonom AS di Renaissance Macro Research LLC Neil Dutta. Ia mengatakan data IHK kali ini meningkatkan kemungkinan The Fed menaikkan suku bunga setidaknya 100 basis poin pada November-Desember 2022.

"Ini membuat Fed Fund Rate dapat berada di atas 4 persen pada akhir tahun," papar Neil.

Sejumlah pejabat The Fed juga mengisyaratkan bahwa mereka akan mendukung langkah kenaikan suku bunga besar-besaran bulan ini. Presiden The Fed St Louis James Bullard mengatakan pekan lalu bahwa ia lebih mendukung kenaikan suku bunga 75 basis poin.

Senada, Pejabat The Fed Christopher Waller mengatakan ia tetap mendukung kebijakan agresif hingga ada penurunan laju inflasi inti yang cukup berarti dan bertahan lama.

Sebelumnya, Jerome Powell dan pejabat the Fed lain mengatakan keputusan suku bunga acuan akan didasarkan pada "totalitas" data ekonomi. Peningkatan angka sentimen konsumen dan kenaikan lowongan pekerjaan juga menunjukkan rumah tangga masih tangguh dan permintaan tenaga kerja tetap kuat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper