Bisnis.com, JAKARTA – Inflasi Amerika Serikat (AS) kembali melandai pada bulan Agustus 2022, meskipun masih jauh dari target Federal Reserve.
Dilansir Bloomberg pada Selasa (10/8/2022), Departemen Tenaga Kerja AS mencatat indeks harga konsumen (IHK) AS naik 8,3 persen pada Agustus 2022 dari periode yang sama tahun sebelumnya (yoy).
Inflasi AS ini lebih rendah dari bulan Juli 2022 yang mencapai 8,5 persen yoy. Dibandingkan bulan sebelumnya (month-on-month/mom), inflasi AS mencapai 0,1 persen.
Adapun IHK inti, yang menghilangkan komponen makanan dan energi yang lebih mudah berubah, naik 0,6 persen mom dan 6,3 persen yoy.
Angka inflasi ini atas proyeksi ekonom dalam survei Bloomberg yang memperkirakan IHK AS naik 8,1 persen pada Juli. Adapun CPI inti diperkirakan naik 6,1 persen.
Sebelumnya, laporan pemerintah AS memperkirakan IHK AS naik 8 persen year-on-year (yoy) pada bulan Agustus 2022. Sementara itu, IHK inti diperkirakan akan naik sebesar 6,1 persen.
Baca Juga
Data inflasi AS akan membantu membentuk pandangan pejabat The Fed mengenai keputusan untuk memacu kenaikan suku bunga 75 basis poin lagi.
Sebelumnnya, Gubernur Federal Reserve Jerome Powell mengatakan masih membuka segala kemungkinan mengenai kenaikan suku bunga Fed Fund Rate (FFR) pada akhir pertemuan 20-21 September mendatang. Di sisi lain, inflasi yang tinggi sebenarnya berarti biaya pinjaman yang lebih tinggi dan memperlambat permintaan.
“Kebijakan moneter perlu dibatasi untuk beberapa waktu untuk memberikan keyakinan bahwa inflasi bergerak turun ke target,” kata Wakil Gubernur Fed Lael Brainard pekan lalu, dikutip dari Bloomberg pada Selasa (13/9/2022).
Data inflasi bulan ini juga sejalan dengan ekspektasi Menteri Keuangan AS Janet Yellen yang optimistis bahwa inflasi Negeri Paman Sam akan melambat. Optimisme Yellen ini salah satunya didasarkan pada harga gas yang telah turun selama 80 hari berturut-turut.
"(Penurunan harga gas) ini menyebabkan inflasi utama benar-benar masuk ke wilayah negatif pada bulan Juli, dan saya pikir akan ada beberapa dorongan lebih lanjut dalam laporan berikutnya,” ungkap Yellen.