Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Janet Yellen Optimistis Inflasi AS Semakin Melandai, Tapi Ingatkan Risiko Masih Ada

Optimisme Menkeu AS Janet Yellen ini salah satunya didasarkan pada harga gas yang telah turun selama 80 hari berturut-turut.
Menteri Keuangan RI Sri Mulyani dan Menteri Keuangan AS Janet Yellen di agenda pertemuan bilateran Indonesia-AS di sela-sela Finance Minister and Central Bank Governors (FMCBG) G20 Nusa Dua, Bali (16/7/2022)/Antara
Menteri Keuangan RI Sri Mulyani dan Menteri Keuangan AS Janet Yellen di agenda pertemuan bilateran Indonesia-AS di sela-sela Finance Minister and Central Bank Governors (FMCBG) G20 Nusa Dua, Bali (16/7/2022)/Antara

Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Keuangan Amerika Serikat (AS) Janet Yellen optimistis bahwa inflasi Negeri Paman Sam akan melambat. Namun, ia memperingatkan bahwa ketidakpastian tetap masih ada.

Dilansir Bloomberg pada Jumat (9/9/2022), optimisme Yellen ini salah satunya didasarkan pada harga gas yang telah turun selama 80 hari berturut-turut.

"(Penurunan harga gas) ini menyebabkan inflasi utama benar-benar masuk ke wilayah negatif pada bulan Juli, dan saya pikir akan ada beberapa dorongan lebih lanjut dalam laporan berikutnya,” ungkap Yellen.

Yellen, yang berbicara dalam perjalanan ke Detroit untuk membicarakan pencapaian ekonomi dari dua tahun pertama pemerintahan Biden, menambahkan bahwa ada banyak ketidakpastian global yang terkait dengan Rusia.

Inflasi yang melonjak ke level tertinggi dalam hampir empat dekade adalah masalah penting bagi pemerintahan Biden ketika Partai Demokrat mendekati pemilihan paruh waktu kongres pada bulan November.

Harga bensin dan makanan yang tinggi di awal tahun sangat merusak popularitas presiden dan prospek Partai Demokrat untuk mempertahankan kendali Kongres.

Sementara itu, bank sentral AS Federal reserve terus menaikkan suku bunga acuan untuk melawan inflasi panas setelah lambat merespons karena harga mulai melonjak pada akhir 2021. Pada pertemuan kebijakan bulan September, The Fed pun diperkirakan menaikkan suku bunga 75 basis poin, seperti halnya pada bulan Juni dan Juli.

Namun, masih ada kemungkinan The Fed menaikkan suku bunga hanya 50 basis poin tergantung pada data inflasi yang dirilis pekan depan.

Departemen Perdagangan AS memperkirakan inflasi mencapai 6,3 persen pada Agustus dibandingkan bulan

Departemen Tenaga Kerja akan merilis indeks harga konsumen (IHK) pada 13 September. Ekonom yang disurvei oleh Bloomberg memperkirakan inflasi kana mencapai 8,1 persen pada Agustus (year-on-year/yoy) dari 8,5 persen bulan sebelumnya.

"The Fed mengambil tindakan dan berkomitmen dan akan melakukan apa yang diperlukan untuk mengendalikan inflasi, tetapi saya tidak ingin membuat tebakan kuantitatif ke mana arah inflasi tahun depan," kata Yellen.

Berbicara di pabrik kendaraan listrik Ford Motor Co. di Dearborn, Michigan, pada hari sebelumnya, Yellen meninjau apa yang dia lihat sebagai pencapaian terbesar pemerintahan Biden, termasuk undang-undang baru mengenai investasi infrastruktur, teknologi hijau, produksi semikonduktor domestik, dan tujuan lainnya. .

Dia juga menunjuk pada urusan yang belum selesai, mengatakan pemerintah berharap untuk menaikkan tarif pajak untuk orang kaya dan korporasi, dan meningkatkan dukungan pemerintah federal untuk pendidikan dan perawatan anak.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper