Bisnis.com, JAKARTA – Inflasi Amerika Serikat pada bulan Agustus 2022 naik di atas ekspektasi. Lonjakan ini salah satunya didorong oleh harga sewa properti yang naik signigikan.
Dilansir dari Bloomberg pada Rabu (14/9/2022) Departemen Tenaga Kerja AS mencatat biaya sewa tempat tinggal naik hingga 0,7 persen pada Agustus dibandingkan bulan sebelumnya (month-on-month/mom), kenaikan bulanan bulanan terbesar sejak 1991.
Dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, (year-on-year/yoy), inflasi harga sewa rumah naik 6,3 persen, level tertinggi sejak 1986.
Lonjakan harga sewa ini berkontribusi terhadap Indeks Harga Konsumen (IHK) AS yang naik 0,1 persen pada Agustus (mom) dan 8,3 persen yoy. melampaui ekspektasi dalam analis dalam survei Bloomberg yang memproyeksikan inflasi AS mencapai 8,1 persen yoy.
Adapun IHK inti, yang menghilangkan komponen makanan dan energi yang lebih mudah berubah, naik 0,6 persen mom dan 6,3 persen yoy, di atas proyeksi sebesar 6,1 persen.
Laura Rosner-Warburton, Ekonom Senior AS di MacroPolicy Perspectives, memperkirakan dengan laju kenaikan seperti ini, kenaikan harga sewa dapat mencapai sekitar 6,9 persen pada Januari 2023 sebelum melambat menjadi sekitar 4,7 persen pada akhir tahun 2023.
Baca Juga
“(Harga sewa) masih sangat meningkat tahun depan, tetapi tidak akan terus meningkat. Indikator-indikator utama menunjukkan harga melandai," kata Rosner-Warburton seperti dikutip Bloomberg, Rabu (14/9/2022).
Biaya tempat tinggal adalah komponen terbesar dari IHK karena berkontribusi lebih 30 persen. Ini menjadi alasan mengapa harga sewa rumah menjadi pendorong inflasi terpenting dalam beberapa tahun terakhir.
Harga sewa rumah juga cenderung mendominasi indikator inflasi yang diandalkan oleh pejabat Federal Reserve ketika memutuskan arah suku bunga.
Selain harga sewa, makanan dan perawatan medis pun termasuk diantara kontributor terbesar kenaikan harga bulan lalu.