Bisnis.com, JAKARTA - Klaim tunjangan pengangguran Amerika Serikat melonjak ke level tertinggi sejak Oktober 2021 pekan lalu di tengah meningkatnya realisasi pemutusan hubungan kerja sejumlah perusahaan.
Dilansir dari Bloomberg pada Kamis (8/6/2023), Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan klaim tunjangan awal pengangguran naik 28.000 menjadi 261.000 pada 28 Mei - 3 Juni 2023.
Angka klaim ini jauh di atas proyeksi median dalam survei Bloomberg terhadap para ekonom yang memperkirakan klaim pengangguran mencapai 235.000.
Klaim pengangguran lanjutan, yang mencakup warga AS yang telah menerima tunjangan pengangguran selama sepekan atau lebih dan turun menjadi 1,76 juta sepanjang pekan yang berakhir 27 Mei 2023.
Klaim pengangguran lanjutan menjadi indikator utama mengenai betapa sulitnya warga AS menemukan mendapatkan pekerjaan kembali setelah mereka kehilangan pekerjaan.
Laporan ini menyoroti pasar tenaga kerja yang mulai melandai, meskipun sebagian besar masih kuat. Pengumuman PHK dari perusahaan-perusahaan AS meningkat sepanjang lima bulan pertama tahun 2023 dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (year-on-year/yoy).
Baca Juga
Meskipun PHK sebagian besar terbatas pada sektor pekerja kerah putih, termasuk sektor teknologi dan perbankan, para ekonom memperkirakan akan lebih banyak PHK terjadi di sektor lainnya.
Data klaim pengangguran ini sejalan dengan laporan tenaga kerja bulanan pemerintah pekan laluyang memberikan gambaran beragam mengenai arah pasar tenaga kerja.
Pemerintah melaporkan non-farm payroll (NFP) naik 339.000 pekerjaan pada Mei 2023. Di sisi lain, tingkat pengangguran meningkat ke level tertinggi tujuh bulan di 3,7 persen dari 3,4 persen pada April 2023.