Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pelaku Bisnis Jasa Kurir Kompak Atur Strategi Usai BBM Naik

Sejumlah pelaku bisnis jasa kurir mulai kompak mengatur strategi mengamankan pendapatan di tengah harga BBM naik.
Ilustrasi jasa kurir
Ilustrasi jasa kurir

Bisnis.com, JAKARTA - Sejumlah pelaku bisnis jasa kurir mulai kompak mengatur strategi kembali usai pemerintah mengumumkan harga BBM naik beberapa waktu lalu.

Anteraja, anak usaha dari PT Adi Sarana Armada Tbk. (ASSA) yang bergerak di bidang logistik, menilai kebijakan penaikan harga BBM justru bisa menjadi peluang untuk menambah volume pengiriman. Alasannya, pembeli cenderung lebih memilih berbelanja daring untuk menghemat biaya transportasinya.

"Bisnis paket justru akan meningkat karena konsumen akan mengurangi perjalanan untuk berbelanja langsung ke tempat belanja karena memperhitungkan pakai mobil jadi mahal sekali," kata Presiden Direktur Assa Prodjo Sunarjanto, Kamis (8/9/2022).

Prodjo optimistis makin banyak pelanggan yang beralih belanja online sehingga pengiriman atas belanja online ini akan meningkat. Kendati demikian, kenaikan tarif pengiriman adalah sesuatu yang tidak bisa dihindari karena BBM menjadi salah satu komponen biaya produksi.

Sementara itu, CMO Ninja Xpress Andi Djoewarsa menuturkan naiknya harga BBM yang berdampak kepada naiknya biaya transportasi tentu akan mempengaruhi biaya logistik. Namun, perlu menghitung kembali seberapa signifikan imbasnya terhadap operasi Ninja Xpress dengan tetap mendengarkan kebutuhan pelanggan yaitu shipper dan shopper.

"Sejauh ini dan hingga saat ini Ninja Xpress tidak ada rencana untuk menaikkan tarif. Kami berharap tidak akan ada perubahan harga dan Ninja Xpress akan selalu fokus memberikan pelayanan yang cepat dengan tarif yang ekonomis," ujarnya.

Terkait efisiensi, Ninja Xpress menjaga agar stabilitas tarif pelayanan dengan mengoptimalkan struktur biaya operasional. Untuk efisiensi biaya kirim, perusahaan juga mengakomodasi kebutuhan pengukuran paket agar mendapat penghitungan yang lebih akurat.

Menjawab tantangan efisiensi ini, Ninja Xpress menggunakan mesin dimension weight and scanning (DWS) system untuk hasil penghitungan paket yang lebih akurat dan efisien.

Hingga saat ini, sebanyak lebih dari 120 mesin DWS, yang tidak hanya menjamin akurasi berat namun juga dimensi paket, sudah digunakan di pusat penyortiran Ninja Xpress yang ada di area Jakarta, Jawa Barat, dan Jawa Tengah.

Sebelumnya, Asosiasi Perusahaan Jasa Pengiriman Ekspres, Pos, dan Logistik Indonesia (Asperindo) telah menerbitkan imbauan agar anggotanya bisa menaikkan tarif layanannya minimal sebesar 25 persen.

Sekjen Asperindo Trian Yuserman meengatakan dengan adanya kenaikan BBM bersubsidi di kisaran 30 persen, asosiasi pun merekomendasikan anggotanya yang ingin menaikkan tarif layanannya hingga mininal 25 persen.

"Kami menegaskan kepada seluruh anggota untuk bisa melaksanakan hal tersebut," ujarnya, Rabu (7/9/2022).

Tak hanya itu, Asperindo juga meminta anggotanya untuk tidak menjadi bagian dari promosi bebas biaya kirim atau free ongkir yang dilakukan oleh marketplace.

Trian menegaskan bahwa promosi tersebut bertentangan dengan Peraturan Pemerintah dan merugikan industri pengiriman. Belum lagi dampak promosi layanan tersebut juga merugikan pendapatan negara.

"Jadi kami menegaskan kepada anggota Asperindo agar tidak menjadi bagian promosi free ongkir/melaksanakan free ongkir," ujarnya.

Tak hanya kepada anggotanya, dia meminta kepada Pemerintah agar bisa memberikan tindakan tegas terhadap para pelaku promosi tersebut supaya persaingan industri logistik berjalan dengan sehat.

Di sisi lain, Asosiasi Logistik Indonesia (ALI) memprediksi dampak penaikan harga BBM terhadap keseluruhan rantai pasok (supply chain) akan makin tinggi hingga satu bulan ke depan.

Menurut Ketua Umum ALI Mahendra Rianto, penaikan harga BBM sekitar 30 persen akan memicu efek rambatan terhadap biaya operasional lainnya mulai dari suku cadang kendaraan, sampai dengan barang yang diangkut itu sendiri.

"Penaikan 30 persen itu baru ke jasa transportasi. Nanti spare parts alat angkut akan naik, oli, ban, dan kemudian kebutuhan hidup akan naik, berarti akan ada efek domino," ujar Mahendra, Selasa (6/9/2022).

Dia menjelaskan bahwa penaikan harga solar subsidi utamanya akan berdampak pada jasa angkutan first dan middle mile yang mengangkut raw material dan barang setengah jadi, sedangkan harga pertalite yang makin tinggi akan berdampak pada angkutan last mile yang membawa barang hingga ke tempat konsumen.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper