Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Biaya Logistik Indonesia Tinggi, ALI: Masih Bisa Naik Lagi

Asosiasi Logistik Indonesia (ALI) menilai biaya logistik Indonesia yang sudah tinggi masih bisa naik lagi akibat harga BBM.
Aktivitas bongkar muat peti kemas di pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Rabu (22/6/2022). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Aktivitas bongkar muat peti kemas di pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Rabu (22/6/2022). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA - Penaikan harga BBM subsidi diprediksi ikut mengerek biaya logistik yang saat ini sudah mencapai sekitar 23 persen dari produk domestik bruto (PDB) nasional.

Asosiasi Logistik Indonesia (ALI) mengatakan penaikan harga BBM dan efek rambatannya terhadap seluruh elemen rantai pasok akan berakumulasi pada naiknya biaya logistik, yang saat ini sudah lebih tinggi dari sejumlah negara di kawasan Asean.

Ketua Umum ALI Mahendra Rianto merincikan bahwa dari total 23 persen besaran biaya rantai pasok terhadap PDB, sekitar 9 persen di antaranya merupakan biaya angkutan atau transportasi. Sementara itu, biaya bahan bakar bisa mencapai 50 persen terhadap biaya operasional transportasi.

"Kalau biaya BBM sebesar 50 persen itu naik, biaya transportasi sebesar 9 persen [terhadap rantai pasok] itu akan naik juga berikut operasional warehouse dan lain-lain," jelas Mahendra, Selasa (6/9/2022).

Saat ini, Mahendra belum bisa menghitung secara pasti berapa persen penaikan biaya rantai pasok akibat harga BBM. Namun, dia mengatakan akan memantau perkembangan efek penaikan harga BBM kepada seluruh biaya rantai pasok dalam satu bulan ke depan.

Para pelaku industri, kata Mahendra, telah mengantisipasi kenaikan seluruh elemen rantai pasok. Mulai dari biaya operasional transportasi barang sampai dengan harga barang yang diangkut itu sendiri.

"Komposisi transportasi sebesar 9 persen terhadap [biaya rantai pasok] 23 persen ini akan ada snowball effect," terangnya.

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menyatakan bahwa pemerintah menaruh perhatian kepada dampak harga BBM kepada sektor transportasi, yang di antaranya mendukung arus pergerakan barang.

Untuk mengantisipasi dampak penaikan harga BBM terhadap inflasi, Budi Karya menyebut pemerintah siap menyalurkan subsidi transportasi. Dia juga meminta para pelaku sektor transportasi untuk bisa menyediakan tarif yang terjangkau bagi masyarakat.

"Di satu sisi pelayanan angkutan yang berkeselamatan bisa terjaga dan di sisi lain tetap bisa memberikan tarif yang terjangkau bagi masyarakat," ujar Budi Karya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dany Saputra
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper