Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menyebut Indonesia memiliki tantangan dalam mewujudkan Indonesia 2045.
Deputi Perencanaan Penanaman Modal Kementerian Investasi/BKPM Nurul Ichwan mengatakan ada tiga kelompok tantangan yang harus dihadapi guna menjadi negara dengan kemampuan ekonomi berdaya saing.
Secara garis besar, jelas Nurul, tantangan pertama yang dihadapi Indonesia adalah dinamika geopolitik seperti perang Rusia dan Ukraina, perang dagang AS dan Cghina, keluarnya Inggris dari Uni Eropa hingga kisruh di negara-negara Amerika Latin yang menyebabkan tatanan global terkoreksi. Maka dari itu, Indonesia perlu menciptakan sebuah inovasi untuk mengantisipasi perubahan-perubahan tersebut.
Tantangan berikutnya, adalah tuntutan agar industri, proses produksi, dan pola berkonsumsi menjadi lebih ramah lingkungan dan diarahkan untuk menjadi ekonomi hijau.
“Para pimpinan negara sudah bersepakat untuk menjadikan bumi menjadi lebih sustainable. Dunia usaha juga sudah melakukan kesepakatan bahwa mereka akan berproduksi dengan teknologi-teknologi yang lebih hijau dan juga konsumen di seluruh dunia sudah bangkit kesadarannya mengkonsumsi produk-produk yang lebih ramah terhadap lingkungan,” kata Nurul dalam Webinar Promosi Hilirisasi SDA yang digelar Bisnis Indonesia, Rabu (7/9/2022).
Tantangan berikutnya adalah disrupsi, tidak hanya industry 4.0, teknologi, atau society 5.0, namun juga pandemi Covid-19. Pasalnya, kata Nurul, pandemi Covid-19 juga merubah tatanan Indonesia dalam berbisnis, berkomunikasi, bersosialisasi dan mengubah dari tatanan rantai bisnis dan pasokan bisnis yang ada.
Baca Juga
Oleh karena itu, menurutnya Indonesia harus memiliki daya saing dan komparasi untuk bisa menghadapi tantangan tersebut.
“Persaingan ini akan bisa dimenangkan bagi mereka yang punya keunggulan dari sisi competitiveness yang tinggi, kemudian yang kedua nggak bisa juga melepaskan komparatif,” pungkasnya.