Bisnis.com, JAKARTA - Lembaga Survei Indonesia (LSI) melaporkan hampir 60 persen responden menolak kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) meskipun pemerintah harus menambah hutang.
Hal tersebut disampaikan Direktur Eksekutif Lembaga Survei Indonesia (LSI) Djayadi Hanan dalam Rilis Survei Nasional LSI, Minggu (4/9/2022).
Meski demikian, dia memberikan catatan bahwa survei tersebut dilakukan sebelum pemerintah memutuskan untuk melakukan penyesuaian terhadap harga BBM jenis Pertalite, Solar dan Pertamax pada Sabtu (3/9/2022).
Hasil tersebut diperoleh dari survei nasional yang dilakukan pada periode 13-21 Agustus 2022 melalui wawancara tatap muka dengan 1.220 sampel responden. Adapun. responden telah berusia 17 tahun atau lebih, atau sudah menikah ketika survei dilakukan.
Djayadi menyampaikan, ketika ditanya apakah harga BBM perlu dinaikan untuk mengurangi beban APBN atau tidak dinaikkan meskipun hutang bertambah, hampir 60 persen masyarakat memilih agar pemerintah tidak menaikkan harga BBM.
"Hampir 60 persen masyarakat memilih sebaiknya nggak usah dinaikkan walaupun itu akan menambah hutang," katanya.
Berdasarkan survei yang dilakukan LSI, sebanyak 26,5 persen setuju agar harga BBM dinaikkan. Pasalnya, harga bahan bakar dunia saat itu mengalami peningkatan sehingga untuk mengurangi beban APBN pemerintah sebaiknya menaikkan harga BBM.
Sementara itu, sebanyak 58,7 persen memilih untuk tidak menaikkan harga BBM. Pemerintah dinilai perlu melakukan upaya-upaya lain agar harga BBM tak dinaikkan, termasuk jika harus menambah hutang. Sementara itu, sebanyak 14,8 persen memilih untuk tidak tahu atau tidak menjawab.
Untuk diketahui, pemerintah resmi menaikkan harga BBM jenis Pertalite dan Solar per 3 September 2022. Selain itu, pemerintah juga menaikkan harga Pertamax nonsubsidi.
Dengan adanya penyesuaian harga, maka harga Pertalite kini menjadi Rp10.000 dari yang sebelumnya Rp7.650 per liter, sedangkan harga Solar dari yang semula Rp5.150 naik menjadi Rp6.800. Adapun, harga Pertamax nonsubsidi menjadi Rp14.500 dari yang sebelumnya Rp12.500 per liter.