Bisnis.com, JAKARTA - AirAsia Indonesia mengaku sulit untuk memberikan diskon untuk mewujudkan harga tiket pesawat murah dalam kondisi ekonomi global saat ini.
Direktur Utama AirAsia Indonesia Veranita Y. Sinaga melihat situasi global saat ini tidak banyak berubah dibandingkan dengan pada tahun sebelumnya. Alasannya, persoalan belum pulihnya kapasitas penerbangan dan tingginya harga avtur masih membayangi maskapai.
Dengan kondisi tersebut, maskapai juga masih kesulitan untuk menggelar atau mengobral tiket murah seperti yang sebelum dilakukan. Vera hanya berharap gonjang-ganjing situasi ekonomi global tidak berkepanjangan.
"Kondisinya kelihatannya masih enggak banyak berubah dari sebelumnya. Dalam kondisi sekarang memang susah sekali untuk tiket murah karena harga minyak dan kapasitas," ujarnya, Senin (22/8/2022).
Kendati demikian, Vera tetap optimistis untuk mendorong maskapai terbang lebih tinggi setelah berkutat dengan pagebluk selama 2 tahun belakangan.
"Tapi kami kan udah survive selama 2 tahun pandemi. Jadi setelah Covid-19, Kami pasti bisa mengatasi masalah-masalah lainnya," imbuhnya.
Baca Juga
Sementara itu pemerhati penerbangan dari Jaringan Penerbangan Indonesia (JAPRI) Gerry Soejatman menilai merupakan hal yang wajar apabila tarif tiket pesawat mahal pada saat tingkat permintaan tinggi. Maskapai, sebutnya, saat ini sedang berupaya meraup untung untuk membayar hutang dan piutang akibat kerugian selama 2 tahun pandemi.
Justru, kata dia, dengan semakin cepat maskapai pulih, tarif tiket bisa kembali normal. Pasalnya, semakin cepat pulih, maskapai bisa menambah kapasitas yang kemudian secara berangsur berimbas kepada penurunan tarif tiket pesawat
"Kalau diskon, siapa yang mau nanggung beban loss of revenue dari diskon tersebut. Lagipula, kalau harga masih di atas TBB kan namanya bukan diskon," tekannya.
Menurutnya memang harapan satu-satunya agar biaya maskapai bisa turun adalah berhentinya perang Ukraina dan Rusia. Selain tentunya memberikan subsidi harga avtur.