Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bansos Dituding Jadi Penyebab Harga Telur Ayam Naik, Kok Bisa?

Direktur Utama Holding Pangan ID Food, Frans Marganda Tambunan mengungkap penyebab harga telur ayam naik. Benarkah gara-gara Bansos?
Pedagang menata telur di Pasar Benhil, Jakarta, Senin (13/4/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Pedagang menata telur di Pasar Benhil, Jakarta, Senin (13/4/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA - Direktur Utama Holding Pangan ID Food, Frans Marganda Tambunan mengatakan permintaan yang tinggi termasuk penyaluran bantuan sosial (Bansos) berimbas pada kenaikan harga telur sebesar Rp33.000 per kilogram.

Frans mengakui telur ayam merupakan salah satu komoditas yang harga kerap naik turun hampir setiap tahunnya.

“Untuk telur sendiri ini memang dilema karena kadang-kadang seperti saat ini isunya kan adanya Bansos meningkat sehingga permintaan telur naik. Permintaan naik, harga naik sampai sekarang Rp33.000," kata Frans kepada awal media di Gedung Kementerian, Jakarta, Senin (22/8/2022).

Berdasarkan pantauan di Pusat Informasi Harga Pangan Strategis Nasional (PIHPSN), harga telur ayam mulai menembus angka Rp30.000 per kg sejak 16 Agustus 2022, dan terus mengalami reli kenaikan hingga hari ini, Senin (22/8/20222) yakni Rp30.700 per kg.

Frans menambahkan lonjakan harga telur juga disebabkan belum adanya integrasi sistem perunggasan Indonesia baik dari sisi hilir maupun hulu, sehingga meski kerap surplus telur masih sering fluktuatif harganya.

“Kita belum mempunyai kestabilan komoditas termasuk pada ayam dan telur padahal selalu surplus, tetapi ada 2 atau 3 kali dalam setahun bergejolak, naik turun harganya,” ujarnya.

Frans juga mengungkapkan bahwa kenaikan telur lantaran pedagang menaikkan harga pokok penjualan (HPP). Meski begitu, Frans menyebut bahwa upaya pedagang menaikkan harga telur untuk menutupi harga telur ayam yang sempat anjlok beberapa bulan lalu.

"Sekarang harganya Rp33.000 mungkin peternak happy, tapi 5-6 bulan lalu mereka menangis karena harganya Rp18.000. Jadi kadang-kadang sharing peternak mereka gunakan momentum ini bukan untuk mendapatkan keuntungan berlebih tapi untuk tutup kerugian sebelumnya,” ungkap Frans.

Ke depan, Frans mengatakan pihaknya akan melakukan intervensi dengan membuat operasi pasar telur ayam bersama dengan Kementerian Perdagangan (Kemendag).

"Kalau harga tinggi yang dilakukan itu nanti harus koordinasi dengan Kemendag untuk operasi pasar dan konsumen memang kita harus jaga keseimbangan supaya harga di peternak enggak jatuh dan harga di konsumen enggak mahal,” jelasnya.

Selain itu, ID Food bersama Badan Pangan Nasional akan membuat cadangan pangan untuk menjaga kestabilan pasokan dan harga. Selain itu, akan diterapkan resi gudang dan meningkatkan produktivitas jagung untuk pakan ternak. Pasalnya, porsi harga pakan jagung itu 50 persen dari ongkos produksi telur ayam.

"Jadi tujuan kita dorong swasembada jagung, produksi jagung agar harga lebih stabil untuk bisa bantu harga pakan lebih stabil. Beberapa bulan ini kan harga jagung enggak gejolak sepanjang tahun, makanya kami lagi naikkan produktivitas," ungkapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Indra Gunawan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper