Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Permintaan Eropa Tinggi, Produksi LNG 2022 Malah Meleset

Indonesia gagal memanfaatkan potensi cuan dari naiknya permintaan pasokan gas alam cair atau (liquefied natural gas/LNG) Uni Eropa.
Kilang minyak Bontang/Istimewa
Kilang minyak Bontang/Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA — Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) memperkirakan realisasi lifting gas alam cair atau Liquefied Natural Gas (LNG) tidak akan memenuhi target yang ditetapkan pada akhir 2022.

Pada saat yang sama, permintaan LNG dari beberapa negara Eropa belakangan meningkat di tengah disrupsi pasokan energi Rusia pada tahun ini.

Wakil Kepala SKK Migas Fatar Yani Abdurrahman mengatakan melesetnya perkiraan lifting LNG pada tahun ini sebagian besar dipengaruhi karena lambannya pembangunan fasilitas Train 3 LNG Tangguh di Teluk Bintuni, Provinsi Barat pada kuartal I/2023.

“Produksi LNG semester II dari target agak kurang ya karena kan Train 3 sendiri kan agak lambat ya,” kata Fatar saat ditemui di Kantor SKK Migas, Jakarta, Senin (18/7/2022).

Proyek LNG Tangguh dikerjakan secara gabungan antara British Petroleum sebagai operator dan pemerintah Indonesia sebagai kontraktor dengan luas mencapai 5.966,9 kilometer persegi.

Produksi LNG dimulai pada Juni 2009, dan kargo LNG pertama dikirim pada Juli 2009. Proyek LNG Tangguh menghasilkan 7,6 juta ton LNG setiap tahunnya melalui Train 1 dan 2.

Saat ini sedang dikembangkan proyek Train 3, dengan estimasi nilai investasi sebesar US$8,9 miliar dan akan menghasilkan 3,8 juta ton LNG per tahun. Hasil produksi Train 3 akan diprioritaskan untuk memenuhi kebutuhan gas domestik termasuk untuk pembangkit listrik PT PLN (Persero).

Di sisi lain, Fatar mengatakan potensi tambahan produksi LNG mendatang bakal ikut didukung dengan temuan cadangan Migas yang cukup besar di Blok Andaman II yang dikerjakan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) Premier Oil, bagian dari Harbour Energy Company yang terletak 150 kilometer lepas pantai Aceh. Berdasarkan pengujian, sumur mengalirkan gas sebesar 27 juta kaki kubik per hari (MMSCFD) dan 1.884 barel kondensat per hari (BOPD).

Adapun, berdasarkan keterangan yang diterima Bisnis, Blok Andaman II yang baru berhasil diidentifikasi itu diperkirakan memiliki sumber daya gas bumi mencapai 6 triliun kaki kubik (trillion cubic feet/TFC). Hanya saja, Fatar mengatakan lembaganya masih perlu mengkaji lebih dahulu ihwal perkiraan potensi sumber daya gas yang besar tersebut.

“Ini kan lagi dikaji hasilnya kan baru dites, kita harapkan ini penemuan yang besar karena yang ditemukan itu lapisannya tebal,” kata Fatar saat dikonfirmasi.

Berdasarkan data milik SKK Migas, proyeksi lifting LNG 2022 mencapai 197,6 kargo yang berasal dari Kilang LNG Bontang dan Tangguh masing-masing 81 kargo dan 116,6 kargo. Dari keseluruhan lifting itu, 140 kargo rencananya bakal diekspor sementara sisanya digunakan digunakan untuk memenuhi kebutuhan pasar domestik.

Sementara itu, realisasi lifting LNG hingga paruh pertama 2022 baru mencapai 88,5 kargo. Perinciannya, Kilang LNG Bontang menghasilkan 38,3 kargo dan Tangguh sebanyak 50,2 kargo. Hingga Semester I/2022, terdapat 62,1 kargo yang telah dikirim untuk pasar ekspor dan sisanya untuk memenuhi kebutuhan pasar domestik.

Seperti diberitakan sebelumnya, Indonesia gagal memanfaatkan potensi cuan dari permintaan pasokan gas alam cair atau (liquefied natural gas/LNG) Uni Eropa seiring dengan dihentikannya pasokan dari Rusia.

Deputi Keuangan dan Monetisasi SKK Migas Arief Setiawan Handoko mengatakan Indonesia tidak memiliki pasokan yang lebih untuk memenuhi permintaan gas dari Uni Eropa. Pasalnya, untuk lifting LNG sepanjang tahun ini seluruhnya telah disiapkan untuk memenuhi kebutuhan pembeli yang telah berkontrak.

“Memang ada permintaan dari negara-negara Eropa karena terbatasnya gas Rusia. Sayangnya supply gas kita untuk bisa deliver LNG ke sana memang tidak bisa diupayakan,” ujarnya dalam konferensi pers yang digelar pada Jumat (15/7/2022).


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper