Bisnis.com, JAKARTA - PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI menerbitkan obligasi dengan skema Penawaran Umum Berkelanjutan (PUB) pada 14 Juli 2022 untuk sejumlah pendanaan proyek angkutan barang dan penumpang.
Direktur Utama KAI Didiek Hartantyo memerinci emisi sukuk dan obligasi senilai Rp3 triliun pengembangan angkutan batu bara Sumatera bagian selatan sebesar Rp1,815 triliun, pembayaran jatuh tempo obligasi I tahun 2017 seri A senilai Rp1 triliun, dan pengadaan sarana KA Bandara Internasional Adi Soemarmo sebesar Rp185 miliar.
Masa praefektif sudah didapatkan oleh KAI pada 12 Juli 2022, sehingga pada 14 Juli ini, KAI pun mengadakan investor gathering.
"Rencananya untuk pengembangan angkutan barang bagian selatan.Sebagian nanti untuk refinancing dan sebagian lagi investasi KA Bandara Adi Soemarmo," ujarnya, Kamis (14/7/2022).
Didiek memaparkan saat ini mesin pertumbuhan KAI adalah di angkutan barang dan penumpang. Dia pun menghendaki agar bisa mengakselerasi lebih cepat kinerja dua penopang pertumbuhan di KA tersebut.
Dalam paparannya, Didiek menjelaskan bahwa pada 2021 lalu, KAI masih mencetak rugi tetapi EBITDA KAI masih bisa positif.
Baca Juga
Obligasi dan sukuk ini mendapatkan peringkat idAA + (Double A plus; Stable) dari PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) pada 13 April 2022.
Obligasi dan Sukuk terbagi menjadi 2 seri di mana Seri A berjangka waktu 5 tahun dengan asumsi indikasi tingkat kupon Obligasi dan Sukuk 7,45 persen - 8,10 persen per tahun, Seri B berjangka waktu 7 tahun dengan asumsi indikasi tingkat kupon Obligasi dan/atau sukuk 7,80 persen - 8,50 persen per tahun. Bunga Obligasi dan Sukuk dibayarkan triwulan 30/360, sesuai dengan tanggal pembayaran masing-masing Bunga Obligasi dan Sukuk.
Pada 2021 KAI melayani sebanyak 155 juta penumpang dan 50,3 juta ton barang untuk angkutan barang.
Dalam realisasinya Semester I /2022 ini, jumlah penumpang KAI telah mencapai 119,8 juta dan volume angkutan barang telah mencapai 26,8 juta ton. Kami yakin jumlah tersebut akan terus tumbuh.