Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dibangun dengan Konsep Hijau, Ini Progress Bendungan Sadawarna

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menyatakan pembangunan Bendungan Sadawarna, Jawa Barat akan mengedepankan konsep green natural recycle.
Bendungan Sadawarna/Kementerian PUPR
Bendungan Sadawarna/Kementerian PUPR

Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) tengah menyelesaikan pembangunan Bendungan Sadawarna, Jawa Barat yang mengedepankan konsep green natural recycle.

Prinsip-prinsip infrastruktur berbasis lingkungan dan berkelanjutan diterapkan pada pembangunan Bendungan Sadawarna mulai dari tahap survei, investigasi, desain, pembebasan tanah (land acquisition), konstruksi, hingga operasi dan pemeliharaan (SIDLACOM).

Kepala BBWS Citarum Kementerian PUPR Bastari menjelaskan dalam pembangunan Bendungan Sadawarna, Kementerian PUPR mengoptimalkan potensi fungsi bendungan dengan mengedepankan 7 konsep green natural recycle.

Bastari menjelaskan selama tahap konstruksi, bendungan Sadawarna memiliki laboratorium mekanika tanah dan geoteknik secara mandiri sehingga mengurangi waktu pengetesan laboratorium. Pasalnya, di Indonesia hanya ada dua laboratorium untuk pengetesan parameter timbunan yang biasa digunakan.

Bendungan Sadawarna akan dioptimalkan fungsinya sebagai sumber pembangkit listrik tenaga surya (solar panel) sehingga tidak hanya memiliki manfaat ketahanan pangan, tetapi juga kemandirian energi untuk operasional.

Bendungan yang telah selesai konstruksi, dihitung dengan asumsi maksimal luas genangan bendungan yang dapat digunakan untuk PLTS adalah 5 persen, dan 1 hektare dapat menghasilkan potensi listrik sebesar 1 Mega Watt (MW). Lokasi di genangan akan dikaji dan dipilih lokasinya.

“Saat ini tengah dihitung kebutuhan solar cell-nya. Kebetulan untuk pemanfaatan saat ini sebagai suplai operasional sekitar 70.000 Watt, tetapi ke depan tidak hanya internal namun juga eksternal,” ujarnya dalam keterangan resminya,

Bendungan Sadawarna membendung Daerah Aliran Sungai Cipunagara yang memiliki panjang 137 km mengalir dari Gunung Bukit Tunggul di Pegunungan Bandung Utara dan bermuara ke Laut Jawa, tepatnya di wilayah utara Jawa Barat. Dengan luas genangan 695,61 hektare, aliran bendungan ini juga berpotensi menggerakkan turbin yang diubah menjadi energi listrik sebesar 2 MW.

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan pembangunan infrastruktur berbasis lingkungan dan berkelanjutan sejalan dengan komitmen Pemerintah Indonesia dalam menghadapi isu lingkungan dan perubahan iklim. Pembangunan infrastruktur yang ramah lingkungan terus didorong guna menciptakan nilai tambah dan pembangunan berkelanjutan sehingga manfaat infrastruktur dapat dirasakan generasi mendatang.

“Dalam upaya meminimalkan dampak negatif pembangunan infrastruktur terhadap lingkungan harus diperhitungkan secara cermat daya dukung lingkungan serta mengoptimalkan pengembangan seluruh potensi wilayah yang tersedia seperti bagaimana memanfaatkan material lokal, sehingga dapat mengurangi konsumsi karbon,” ungkapnya.

Bendungan Sadawarna dibangun sejak dimulainya kontrak pada November 2018 dengan total biaya APBN sebesar Rp2 triliun. Pembangunannya dibagi dalam dua paket yakni paket pertama dikerjakan kerja sama operasi (KSO) PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.-PT Daya Mulia Turangga-PT Barata Indonesia dengan progres pengerjaan hingga 4 Juli 2022 sebesar 93,76 persen.

Lalu, Paket II dikerjakan KSO PT Nindya Karya (Persero)–PT Adhi Karya (Persero) Tbk. dengan progres mencapai 87,50 persen.

Dengan kapasitas tampung efektif 41,03 jta m3, bendungan ini berpotensi mereduksi banjir debit kala ulang Q25 sebesar 535m3/det menjadi 202 m3/det yang dilalui DAS Cipunagara dg tampungan banjir 26,90 jt m3. Fungsi tampungan air juga dipersiapkan untuk memasok air baku sebesar 1,20 m3 per detik untuk Kabupaten Subang, Indramayu, dan Sumedang.

Bendungan Sadawarna juga berpotensi untuk menyuplai irigasi seluas 4.284 hektare di Kabupaten Subang seluas 2.517 ha dan Indramayu seluas 1.767 ha.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Muhammad Ridwan
Editor : Muhammad Ridwan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper