Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) tengah mengejar penyelesaian sejumlah bendungan pada tahun ini untuk mengejar target yang dicanangkan hingga 2024. Pada tahun ini, bendungan yang ditargetkan rampung adalah Bendungan Beringin Sila di Nusa Tenggara Barat.
Kepala Balai Wilayah Sungai (BWS) Nusa Tenggara I Mataram Hendra Ahyadi menjelaskan Bendungan Beringin Sila merupakan salah satu dari 6 bendungan Proyek Strategis Nasional (PSN) yang dibangun di NTB. Pembangunan dilakukan dalam dua paket di mana Paket I dilaksanakan oleh PT Abipraya - Mina (KSO), sedangkan Paket II oleh PT Nindya – Lestari (KSO) dan supervisi dilaksanakan oleh PT Indra Karya – Bina – Tuah (KSO).
Konstruksi Bendungan Beringin Sila didesain dengan tinggi 70,5 m, panjang 787,58 m, dan lebar puncak 12 m. Dengan total kapasitas tampungan 27,46 juta m3 dan luas genangan 126 Ha, bendungan ini nantinya akan mampu mengairi lahan seluas 3.500 Ha dan menghasilkan air baku sebesar 76 liter/detik untuk mendukung pertanian di Kabupaten Sumbawa.
Selain itu, kehadiran bendungan ini memberikan manfaat untuk pembangkit listrik tenaga mikrohidro (PLTM) sebesar 1,4 megawatt, mereduksi banjir sebesar 90,37 m3 per detik, serta potensi sebagai tempat pariwisata, perikanan tangkap, dan tempat konservasi.
"Pembangunan Bendungan Beringin Sila dilakukan sejak Januari 2019 dengan biaya sebesar Rp1.721 miliar. Saat ini progres fisik pembangunannya mencapai 82,20 persen dan ditargetkan rampung pada Desember 2022," kata Hendra dalam keterangan resminya, Senin (11/7/2022).
Di samping Bendungan Beringin Sila, lima bendungan lainnya yakni Bendungan Tanju, Bendungan Mila, Bendungan Meninting, Bendungan Bintang Bano, dan Bendungan Tiu Suntuk.
Pembangunan Bendungan Beringin Sila bertujuan untuk mengoptimalkan pemenuhan kebutuhan irigasi dan air baku khususnya di wilayah Kecamatan Utan dan Kecamatan Buer, Kabupaten Sumbawa.
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan guna mewujudkan pemerataan pembangunan infrastruktur untuk mendukung ketahanan air dan ketahanan pangan nasional, Direktorat Jenderal Sumber Daya Air terus membangun bendungan di berbagai wilayah.
“Kunci pembangunan di NTB adalah ketersediaan air. Dengan adanya suplai air yang kontinu dari bendungan, petani yang sebelumnya hanya satu kali tanam setahun, bisa bertambah menjadi 2-3 kali tanam,” ujarnya.