Bisnis.com, JAKARTA - Kalangan ekonom menilai inflasi global yang dialami oleh pasar utama industri tekstil dan produk tekstil (TPT) seperti Amerika Serikat dan Eropa bakal meningkatkan harga produk buatan dalam negeri di pasar domestik.
Menurut Direktur Eksekutif CORE Indonesia Mohammad Faisal, tekanan inflasi yang dialami oleh kedua negara tersebut akan menurunkan tingkat permintaan ke pasar produk tekstil Indonesia.
"Dengan asumsi ongkos produksi ikut terdampak, maka produk tekstil dalam negeri berpotensi dijual dengan harga tinggi," kata Faisal, Senin (4/7/2022).
Kendati demikian, Faisal menilai kenaikan harga tersebut merupakan opsi yang lebih baik dibandingkan dengan banyaknya produk tekstil harga murah tetapi impor.
Selain itu, Kepmenkeu No. 23/2022 tentang Batas Barang yang Dibatasi Untuk Diimpor yang melampirkan seabrek jenis bahan tekstil menjadi senjata rahasia pelaku industri TPT untuk melanjutkan percepatan pemulihan.
"Sebab, setidaknya produk tekstil yang dijual dengan harga tinggi merupakan produk asli dalam negeri. Sehingga sehat bagi ekosistem industri tekstil Indonesia," jelasnya.
Baca Juga
Di sisi lain, pelaku industri TPT Indonesia juga sudah mampu menjamin ketersediaan barang pasokan dari hulu ke hilir.
Dengan kapasitas utilisasi di level 70 - 75 persen, ditambah masih terdapat ruangan untuk menambah produk industri, maka rantai pasok sektor TPT Tanah Air mampu memberikan hasil kerja yang optimal.