Bisnis.com, JAKARTA - Indonesia National Air Carriers Association (INACA) berupaya meringankan beban kerugian maskapai anggotanya agar bisa membangkitkan sektor penerbangan.
Ketua Umum INACA Denon Prawiraatmadja terus berupaya melakukan penjajakan ke berbagai pihak agar anggotanya tidak menderita kerugian cukup besar dan segera dapat beroperasi normal seperti sebelum Covid-19 melanda.
“Sejak awal-awal pandemi, sekitar Agustus 2020 lalu kami secara gencar melalukan kampanye untuk membangkitkan sektor penerbangan melalui Safe Travel Campaign ke sejumlah kota seperti Bali, Yogyakarta, Medan, dan Padang bersama para maskapai anggota INACA yaitu, Garuda Indonesia, Citilink, AirAsia dan Lion Group,” kata Denon dalam siaran pers, Kamis (30/6/2022).
Dia menuturkan kegiatan ini juga mendapatkan dukungan penuh dari stakeholder terkait seperti Kementerian Perhubungan, PT Angkasa Pura I dan II, AirNav Indonesia, serta industri perhotelan yaitu Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI). Kampanye memiliki tujuan meningkatkan rasa percaya diri masyarakat untuk kembali terbang.
Kampanye utamanya adalah penerapan protokol kesehatan secara ketat oleh maskapai penerbangan dan pengelola bandara. Hal tersebut menjadi faktor pendorong masyarakat untuk kembali bepergian.
INACA melakukan pendekatan dan diskusi solutif kepada Pemerintah Daerah (Pemda), Pemerintah Kabupaten (Pemkab) dan Pemerintah Kota (Pemkot) agar tidak melakukan penutupan akses penerbangan bagi maskapai yang ingin melayani jasa penerbangan. Hal ini demi kepentingan bersama sehingga aksesibilitas tetap terbuka bagi masyarakat.
Baca Juga
Langkah penting lainnya yang juga telah dilakukan oleh INACA adalah melakukan pendekatan yang sangat intensif dan pro aktif kepada regulator, yakni Direktorat Angkutan Udara Kemenhub untuk melakukan penyesuaian tarif yaitu melalui biaya tuslah bahan bakar (fuel surcharge).
“Makapai bisa menerapkan biaya tuslah bahan bakar hingga 10 persen di atas tarif batas atas [TBA],” katanya.