Bisnis.com, JAKARTA - Singapura mengumumkan suntikan fiskal senilai 1,5 miliar dolar Singapura atau setara US$1,1 miliar untuk mendukung rumah tangga kelas bawah menghadapi lonjakan biaya hidup.
Menteri Keuangan Lawrence Wong mengatakan paket kebijakan itu terdiri dari pembayaran voucher dan kredit utilitas rumah tangga.
Dia mengatakan kebijakan ini ditargetkan untuk memberikan bantuan kepada kelompok yang paling rentan. Hal ini seperti dilaporkan oleh Channel News Asia pada Selasa, seperti dikutip Bloomberg pada Selasa (21/6/2022).
Bantuan ini termasuk fasilitas bagi kalangan usaha melalui peningkatan kredit upah dan upaya untuk mendukung pasar tenaga kerja.
Inflasi di Singapura melambung menjadi 3,3 persen pada April dan diperkirakan akan semakin tinggi pada Mei.
Monetary Authority of Singapore memprediksi inflasi inti mencapai 2,5 - 3,5 persen pada tahun ini sejalan dengan kenaikan harga semua barang yang naik di kisaran 4,5 - 5,5 persen.
Baca Juga
Para pejabat memperkirakan total penarikan cadangan Singapura untuk bantuan pandemi berjumlah 42,9 miliar dolar Singapura atau US$30,9 miliar selama tiga tahun fiskal.
Langkah dukungan fiskal ini juga sebelumnya telah dilakukan oleh sejumlah negara di Asia seiring dengan inflasi harga pangan yang terjadi secara global.
Indonesia sempat melarang ekspor CPO dan Malaysia telah menutup keran ekspor ayam untuk menjaga stabilitas harga dalam negeri.
Sementara itu, Thailand memperpanjang pembatasan harga pada barang esensial dan tengah memperdebatkan program subsidi bahan bakar dengan perusahaan energi.