Bisnis.com, JAKARTA - Pelabuhan tersibuk di Amerika Serikat dipusingkan dengan kemacetan kontainer yang mengantre hingga tiga kali lipat sejak Februari. Hal ini terjadi menjelang puncak musim panas di tengah gangguan rantai pasok global.
Dilansir Bloomberg pada Rabu (15/6/2022), Direktur Eksekutif Pelabuhan Los Angeles Gene Seroka mengatakan lebih dari 29.000 unit kontainer belum terangkut. Separuhnya bahkan sudah mengantre lebih dari 9 hari.
Padahal, waktu tunggu atau dwelling time untuk peti kemas rata-rata hanya sekitar 2 hari. Pelabuhan L.A tengah berusaha keras untuk membereskan kargo yang telah meningkat enam kali lipat sejak Februari, kata Seroka.
"Kami bekerja sepanjang waktu dengan para pejabat senior di Gedung Putih di Washington dan otoritas lokal Sacramento dan juga [operator] kereta sektor swasta, Union Pacific, dan [rel kereta barang] BNSF,” terangnya.
Peritel dan manufaktur kembali melihat adanya kemacetan di pelabuhan L.A dan Long Beach yang mengganggu rantai pasok global sehingga menyebabkan kelangkaan barang, keterlambatan, dan kenaikan harga.
Perlu diketahui, pelabuhan L.A. dan Long Beach merupakan pintu gerbang bagi 40 persen peti kemas yang diperdagangkan dengan Asia.
Baca Juga
Kompleks pelabuhan terus menghadapi volume arus masuk yang tinggi sejak awal pandemi, terutama pada Oktober 2020 yang naik hingga tiga kali lipat.
"[Pelabuhan L.A.] tidak masalah dengan kontainer lama dan kami sendang menyelesaikan [barang] impor dengan lancar melalui kompleks pelabuhan ini. Kita harus terus mengeluarkan kargo ini," kata Seroka.
Rantai pasokan AS tertekan akibat lonjakan permintaan yang belum pernah terjadi sebelumnya akibat kekurangan pekerja dan truk. Selain itu, berkurangnya perjalanan masyarakat juga turut menyumbang pada tingkat pembelian barang.
Kedua pelabuhan itu diperkirakan akan menghadapi lonjakan kedatangan kargo pada bulan ini dengan kenaikan yang lebih tinggi dari bulan-bulan sebelumnya.
Direktur Eksekutif Pelabuhan Long Beach Mario Cordero mengatakan pelonggaran lockdown di China akan menciptakan gelombang kedatangan barang di wilayahnya.
Keterlambatan pengambilan kontainer dan sasis di sekitar pelabuhan atau street dwell semakin meningkat yang memakan waktu 9 hari, dibandingkan dengan 3,5 hari pada kondisi normal.