Bisnis.com, JAKARTA — Bank Dunia (World Bank) mengungkapkan alasan memang memangkas angka proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia dari 5,2 persen menjadi 5,1 persen pada tahun 2022.
Dalam laporan terbaru, Bank Dunia memperkirakan pertumbuhan sebagian besar pasar negara berkembang dan kawasan ekonomi berkembang diperkirakan akan melambat tajam tahun ini. Hal itu terutama disebabkan oleh dampak dari berlanjutnya perang Rusia vs Ukraina.
Di seluruh negara berkembang, Bank Dunia mengatakan dampak dari perang Rusia dan Ukraina memperbesar hambatan rantai pasok global yang sudah berlangsung sejak pandemi Covid-19.
Hal ini menimbulkan risiko lonjakan inflasi di tingkat global, terutama di negara maju sehingga mendorong pengetatan kebijakan moneter yang lebih cepat dari perkiraan sebelumnya.
Peningkatan inflasi akibat perang juga terjadi di negara berkembang dan telah memberikan tekanan tambahan pada harga komoditas dan rantai pasok.
“Harga yang lebih tinggi telah mengikis pendapatan riil dan mengurangi konsumsi swasta,” tulis Bank Dunia dalam laporannya yang dikutip Bisnis, Kamis (9/6/2022).
Baca Juga
Investasi juga diperkirakan melemah di banyak negara berkembang, terutama di negara-negara berkembang yang menghadapi kondisi keuangan yang lebih ketat di tengah meningkatnya ketidakpastian kebijakan dan prospek pertumbuhan yang lemah.
Permintaan eksternal pun melemah seiring dengan melambatnya pertumbuhan global, terutama untuk negara-negara yang mengandalkan Rusia dan Ukraina sebagai tujuan ekspor.
Perang Rusia vs Ukraina yang menghambat prospek pertumbuhan ekonomi negara berkembang karena naiknya inflasi, gangguan pada sisi perdagangan, dan ketidakpastian kebijakan diyakini akan menambah risiko perlambatan pertumbuhan ekonomi.