Bisnis.com, JAKARTA — Organization for Economic Cooperation and Development (OECD) memangkas angka proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia menjadi 4,7 persen untuk 2022. Angka tersebut turun dari proyeksi sebelumnya sebesar 5,2 persen.
Berdasarkan laporan OECD yang dikutip Bisnis pada Kamis (9/6/2022), pendorong utama pertumbuhan ekonomi pada tahun ini berasal dari konsumsi rumah tangga yang diperkirakan tumbuh sebesar 5,3 persen.
Di samping itu, pertumbuhan ekonomi juga dikontribusi oleh pembentukan modal tetap bruto (PMTB) atau investasi yang diperkirakan tumbuh 3,8 persen.
Sejalan dengan itu, ekspor Indonesia diperkirakan tumbuh dua digit sebesar 13,1 persen, terutama dipicu oleh melonjaknya harga komoditas global, di sisi lain impor juga diperkirakan tumbuh tinggi sebesar 11,0 persen.
“Kenaikan harga pangan dan energi global yang berkelanjutan akan menimbulkan risiko tambahan,” kata OECD dalam laporannya yang dikutip Bisnis, Kamis (9/6/2022).
Sementara itu, konsumsi pemerintah merupakan satu-satunya komponen pengeluaran dalam PDB yang diperkirakan tumbuh negatif dengan kontraksi sebesar -6,3 persen.
Baca Juga
OECD memandang, pertumbuhan ekonomi Indonesia yang diperkirakan tumbuh 4,7 persen pada 2022 tetap menguat jika dibandingkan dengan pertumbuhan pada 2021 yang mencapai 3,7 persen. Penguatan tersebut utamanya didorong oleh membaiknya situasi pandemi Covid-19 sehingga menopang pemulihan permintaan domestik.