Bisnis.com, JAKARTA — Bank Indonesia (BI) memperkirakan perekonomian Indonesia akan tumbuh pada kisaran 4,7 hingga 5,5 persen pada tahun depan.
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menyampaikan bahwa pertumbuhan ekonomi tahun depan akan didukung oleh permintaan domestik atau konsumsi dan investasi.
Di samping itu, berlanjutnya stimulus juga masih akan menjadi daya dukung pertumbuhan ekonomi, baik tahun ini maupun tahun depan.
“Secara keseluruhan kami perkirakan pada tahun ini pertumbuhan ekonomi 4,5 hingga 5,3 persen dan tahun depan meningkat 4,7 hingga 5,5 persen,” katanya dalam dalam rapat kerja bersama dengan Badan Anggaran DPR RI, Selasa (31/5/2022).
Perry menyampaikan, di tengah proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia yang tinggi, perlambatan ekonomi di tingkat global perlu terus diwaspadai.
Perlambatan pertumbuhan ekonomi global terutama disebabkan oleh ketegangan geopolitik Rusia dan Ukraina yang masih berlanjut, implementasi kebijakan zero Covid-19 di China, serta kenaikan suku bunga secara global untuk mengatasi lonjakan inflasi.
Baca Juga
“Karenanya terjadi tanda-tanda bahwa tahun 2022 ini pertumbuhan ekonomi dunia akan lebih lambat,” jelasnya.
Perekonomian dunia pun, kata dia, menghadapi ancaman lonjakan inflasi dikarenakan lonjakan harga komoditas global akibat disrupsi rantai pasok, yang kemudian diperparah oleh perang Rusia dan Ukraina.
“Ini menjadi permasalahan seluruh dunia bagaimana untuk melindungi kenaikan harga-harga di dalam negeri dari kenaikan harga komoditas global yang sangat tinggi,” jelasnya.
Sementara itu, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2023 diperkirakan berada dalam rentang 5,3 persen hingga 5,9 persen.
Dia menyampaikan asumsi pertumbuhan ini dengan mempertimbangkan potensi ekonomi domestik yang masih tinggi hingga potensi risiko ketidakpastian global yang juga relatif tinggi.
Adapun jenis-jenis konsumsi yang sempat tertekan selama masa pandemi Covid-19, seperti konsumsi pakaian, sepatu maupun terkait leisure seperti pariwisata dan kunjungan ke pusat-pusat rekreasi akan meningkat di tahun ini dan bahkan diprediksi menguat di 2023.
Kemudian dari sisi investasi publik, keberlanjutan proyek-proyek strategis nasional serta pengembangan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara akan mendorong investasi sekaligus menstimulasi aktivitas investasi sektor swasta di masa depan. "Membaiknya intermediasi sektor keuangan yang ditandai oleh peningkatan pertumbuhan kredit perbankan juga turut mendukung aktivitas investasi," ujar dia.