Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Posisi Cadangan Devisa Mei 2022 Diproyeksi Turun Lagi, ini Pemicunya

Bank Indonesia (BI) mencatat posisi cadangan devisa adalah sebesar US$135,7 miliar per April 2022, turun dari posisi bulan sebelumnya sebesar US$139,1 miliar.
Aktivitas bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Selasa (15/2/2022). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Aktivitas bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Selasa (15/2/2022). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA — Posisi cadangan devisa Indonesia diperkirakan mengalami penurunan pada Mei 2022 jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya.

Ekonom Makroekonomi dan Pasar Keuangan LPEM FEB UI Teuku Riefky memperkirakan posisi cadangan devisa pada Mei 2022 akan turun ke kisaran US$134 miliar.

“Cadangan devisa saya perkirakan di Mei akan turun sedikit di kisaran US$134 miliar dengan nilai tukar rupiah bergerak di kisaran Rp14.450-Rp14.480 per dolar Amerika Serikat,” katanya kepada Bisnis, Minggu (5/6/2022).

Riefky menyampaikan, penurunan posisi cadangan devisa pada periode tersebut terjadi seiring dengan daya beli yang mulai kembali pulih, serta dikarenakan kebutuhan impor yang meningkat.

Adapun, pada April 2022, Bank Indonesia (BI) mencatat posisi cadangan devisa adalah sebesar US$135,7 miliar, juga turun dari posisi bulan sebelumnya sebesar US$139,1 miliar.

Penurunan cadangan devisa pada Mei 2022 dipengaruhi oleh kebutuhan pembayaran utang luar negeri pemerintah dan antisipasi kebutuhan likuiditas valas sejalan dengan meningkatnya aktivitas perekonomian.

Namun demikian, BI mengatakan bahwa posisi cadangan devisa tersebut masih mampu mendukung ketahanan sektor eksternal dan menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan.

Riefky memperkirakan posisi cadangan devisa masih akan berada pada kisaran di atas US$130 miliar hingga akhir tahun. Perkiraan tersebut mempertimbangkan berbagai volatilitas globa, serta berlanjutnya pemulihan ekonomi domestik.

Di sisi lain, imbuh Riefky, risiko yang perlu diwaspadai ke depan adalah pengetatan kebijakan moneter global yang akan mendorong potensi aliran keluar modal asing, sehingga dikhawatirkan akan memberikan tekanan pada nilai tukar rupiah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Maria Elena
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper