Bisnis.com, JAKARTA — PT Pertamina (Persero) tengah serius mematangkan rencana penawaran umum perdana atau initial public offering (IPO) salah satu entitas anak perusahaan mereka, PT Pertamina Geothermal Energy dalam waktu dekat. Keseriusan tersebut dilakukan di tengah arus kas perusahaan pelat merah itu yang defisit cukup lebar pada awal tahun ini.
Direktur Keuangan PT Pertamina (Persero) Emma Sri Martini mengatakan perseroan masih mempersiapkan sejumlah tahapan sebelum membawa PT Pertamina Geothermal Energy melantai di bursa.
“Masih dipersiapkan [PT Pertamina Geothermal Energy] untuk initial public offering [IPO],” kata Emma saat ditemui Bisnis di Gedung DPR, Jakarta, Kamis (20/5/2022).
Hanya saja, Emma enggan memerinci lebih detil ihwal persiapan apa yang tengah dikerjakan oleh Pertamina untuk membawa anak usaha mereka melantai di bursa. Dia juga enggan membeberkan periode waktu penjajakan dan harga penawaran untuk IPO.
“Periode dan [range harga] belum layak didisclose saat ini ya,” kata dia.
Sementara itu, akibat meningkatnya harga minyak mentah dunia, arus kas operasional Pertamina pada Maret 2022 tercatat negatif US$2,44 miliar. Malahan, arus kas operasional itu berpotensi defisit hingga US$12,98 miliar atau sekitar Rp188,21 triliun (Rp14.500/dolar AS) apabila tidak ditopang oleh tambahan dana subsidi dan kompensasi dari APBN 2022.
Baca Juga
Seperti diberitakan sebelumnya, Wakil Menteri BUMN II Kartiko Wirjoatmodjo menuturkan Kementerian BUMN tengah menyiapkan upaya meningkatkan bisnis dua entitas anak usaha BUMN melalui IPO.
Kedua entitas tersebut yakni anak usaha PLN dan Pertamina yakni PT Pertamina Geothermal Energy dan anak usaha PT Telkom Indonesia Tbk. (TLKM) yakni PT Sigma Tata Sadaya (STS).
"Guna melanjutkan komitmen BUMN terkait ESG, terdapat tiga kunci utama, yakni pertama, pengembangan ekosistem baterai kendaraan listrik, kedua, integrasi geothermal di bawah Pertamina dan PLN yang diharapkan dapat IPO segera," urainya Rabu (9/2/2022).
Kementerian BUMN menargetkan dapat melakukan penawaran umum perdana saham PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) pada semester I/2022. Dengan rincian jadwal Maret 2022 registrasi dan Juni 2022 sudah melantai di bursa. Target dana yang ingin dicapai antara US$400--500 juta atau setara Rp5,72 triliun--Rp7,15 triliun (kurs Rp14.300).
Dana yang dikumpulkan akan dipakai untuk pengembangan energi baru terbarukan (EBT) dari geothermal dengan meningkatkan kapasitas dari 672 megawatt (MW) pada 2020 menjadi 1.128 MW selama 4 tahun ke depan.