Bisnis.com, JAKARTA - Produsen manufaktur kayu PT Integra Indocabinet Tbk. (WOOD) mencatatkan kinerja penjualan moncer pada kuartal I/2022.
Wendy Chandra, Sekretaris Perusahaan Integra Indocabinet mengatakan penjualan domestik pada kuartal II/2022 bakal terdorong momentum Ramadan dan Lebaran.
Sementara itu, sepanjang kuartal I/2022 WOOD mencatatkan penjualan mencapai Rp2,1 triliun. Pendapatan pada kuartal pertama tahun ini diperkirakan tumbuh setidaknya 50 persen secara year-on-year (YoY).
"Secara historis triwulan kedua selalu mengalami peningkatan, tentunya Ramadan menjadi salah satu faktor pendukung," kata Wendy kepada Bisnis, Kamis (14/4/2022).
Diketahui, pasar domestik hanya menyumbang sekitar 3 persen dari penjualan Integra, sisanya diserap oleh pasar ekspor.
Wendy mengatakan kontribusi pertumbuhan pendapatan yang kuat berasal dari penjualan ekspor furnitur dan komponen bangunan, terutama ke pasar Amerika Serikat. Sepanjang tahun ini, perseroan optimistis dapat membukukan pertumbuhan pendapatan penjualan yang lebih kuat dari targetnya minimal 25 persen YoY.
Baca Juga
Terlepas dari tantangan inflasi yang tinggi dan kemungkinan kenaikan suku bunga yang lebih tinggi di AS, Wendy berharap tak akan sampai menggoyahkan kinerja ekspor ke Paman Sam.
Sebagai importir furnitur kayu terbesar di dunia, impor AS mencapai sekitar US$17 miliar, tumbuh 23,3 persen secara YoY pada 2021 dengan kontribusi Indonesia sebesar 5,1 persen. Adapun, di antara negara-negara pengekspor furnitur kayu utama lainnya, pengapalan Indonesia ke AS mencatatkan pertumbuhan tertinggi sebesar 37,4 persen secara YoY.
Kekurangan peti kemas saat ini dan kemacetan pelabuhan yang menyebabkan terganggunya rantai pasokan akan menjadi masalah dalam hal ketersediaan bahan baku dan harga bagi produsen yang mengimpor sebagian besar bahan baku kayu.
Namun di sisi lain, Integra memiliki sumber bahan baku yang melimpah di dalam negeri sehingga perusahaan dapat menawarkan harga yang lebih kompetitif dibandingkan dengan pesaing dari negara lain.
Sepanjang tahun lalu, ekspor furnitur kayu Integra menyumbang 14-15 persen dari total ekspor Indonesia ke AS.
"Meskipun pangsa pasar ekspor mebel kayu Indonesia ke pasar AS masih kecil, perseroan melihat ini sebagai peluang," ujarnya.
Integrasi dengan keunggulan kompetitifnya dalam hal ketersediaan bahan baku yang melimpah di dalam negeri yang mengarah pada harga yang lebih kompetitif, akan memiliki peluang besar untuk memperluas pangsa pasarnya.