Bisnis.com, JAKARTA - Produsen manufaktur kayu PT Integra Indocabinet Tbk. (WOOD) melirik terbukanya pasar Eropa imbas dari surutnya pasokan Rusia yang tengah melakukan invasi di Ukraina.
Namun demikian, Wendy Chandra, Sekretaris Perusahaan Integra Indocabinet mengatakan perseroan tetap akan fokus pada pasar Amerika Serikat yang pertumbuhan permintaannya masih tinggi dalam beberapa tahun ke depan.
"Tentu peluang ke pasar Eropa akan terbuka bagi perseroan. Seiring dengan itu, perseroan juga akan terus fokus pada pasar AS karena AS masih merupakan importir furnitur terbesar di dunia," kata Wendy kepada Bisnis, Rabu (16/3/2022).
Pertumbuhan permintaan dari pasar AS dibayang-bayangi penerapan tarif anti dumping dan anti subsidi terhadap China. Menurut catatan Integra Indocabinet, sebagai importir furnitur terbesar di dunia, AS menerima sekitar US$13 miliar hingga US$14 miliar furnitur yang sebagian besar dikapalkan dari China.
Dengan adanya perang dagang dan pemberlakuan tarif anti subsidi, ekspor furnitur China ke AS turun hingga 14 persen pada 2021 sehingga memunculkan peluang sebesar US$3,4 miliar.
"Pasar yang ditinggalkan China sangatlah besar. Sehingga hal ini memberikan peluang yang sangat besar bagi perseroan untuk meningkatkan pangsa pasarnya," jelasnya.
Baca Juga
Sementara itu, untuk memenuhi pertumbuhan permintaan dari pasar AS, Integra Indocabinet akan mengoperasikan unit produksi baru pada kuartal pertama tahun ini. Kapasitas terpasang perseroan yang awalnya mencapai 52.775 m3 per tahun akan meningkat 20 persen karena perluasan fasilitas produksi di Lumajang, Jawa Timur itu.
Ekspansi tersebut seiring dengan target pertumbuhan penjualan Integra yang tahun ini dipatok 25 persen dari realisasi 2021 sebesar Rp5,5 triliun.
Adapun, capaian tahun lalu tumbuh 89 persen secara year-on-year (YoY) dan melampaui target pertumbuhan 50 persen yang ditetapkan sebelumnya senilai Rp4,45 triliun.