Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Begini Prediksi Ekonom Bila Mudik Lebaran Tahun Ini Tidak Ada

Menurut Ekonom Mandiri Faisal Rachman, jika mudik dibatasi kondisinya akan serupa dengan tahun lalu. Namun melihat kondisi saat ini kemungkinan akan terjadi peningkatan mobilitas pada mudik Lebaran di tahun ini.
Petugas mendata pemudik sebelum mengikuti tes cepat antigen setibanya di Terminal Bus Kalideres, Jakarta, Senin (17/5/2021). /Antara
Petugas mendata pemudik sebelum mengikuti tes cepat antigen setibanya di Terminal Bus Kalideres, Jakarta, Senin (17/5/2021). /Antara

Bisnis.com, JAKARTA — Pemerintah beberapa waktu lalu telah melonggarkan aturan perjalanan salah satunya dengan menghapus tes PCR dan antigen bagi mereka yang sudah mendapatkan dua dosis vaksin atau booster. Adapun ketentuan tersebut tertuang dalam Surat Edaran (SE) Nomor 11 Tahun 2022 tentang Ketentuan Perjalanan Orang Dalam Negeri pada Masa Pandemi Covid-19.

Pelonggaran ini lantas menjadi kabar baik, lantaran masyarakat tak lagi terbebani dengan biaya tes yang terbilang cukup menguras kantong. Terlebih, pelonggaran ini diberlakukan saat menjelang masa puasa dan Lebaran.

Kendati demikian, pemerintah masih belum memberikan tanda-tanda apakah tahun ini mudik Lebaran akan kembali diperketat atau justru diizinkan. Lantas, jika tahun ini mudik kembali diperketat, bagaimana dengan konsumsi rumah tangga?

Ekonom Mandiri Faisal Rachman menyampaikan, jika mudik dibatasi kondisinya akan serupa dengan tahun lalu. Dengan demikian dampaknya secara tahunan tidak akan besar lantaran basis perhitungan tahun lalu kecil. 

Akan tetapi, melihat perkembangan kasus Covid-19 dan vaksinasi, serta level PPKM yang semakin longgar, menurut Faisal akan terjadi peningkatan mobilitas pada mudik Lebaran di tahun ini.

Ini berarti, konsumsi rumah tangga akan cenderung menguat dan akan mendukung percepatan pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Kendati demikian ada satu hal yang perlu diantisipasi yakni inflasi"Jika [kenaikan inflasi] terlalu dramatis pada bulan Ramadan dan Lebaran, malah akan membatasi konsumsi kebutuhan tersier seperti restoran, hiburan, rekreasi, dan lainnya, yang memang selama pandemi cenderung melemah," kata Faisal kepada Bisnis, Kamis (17/3/2022).

Oleh karena itu menurut Faisal, pemerintah perlu memastikan agar kenaikan inflasi tetap terjaga wajar. Dengan begitu, tidak akan mengganggu potensi dari konsumsi rumah tangga di masa puasa dan Lebaran.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Ni Luh Anggela
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper