Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pengusaha Sepatu Cermati Risiko Dampak Konflik Rusia-Ukraina

Industri kulit, barang dari kulit, dan alas kaki mengalami pertumbuhan volume produksi sebesar 33,42 persen dari 793,8 juta pasang pada 2020 menjadi 1,05 miliar pasang pada 2021.
Pekerja pabrik menyelesaikan proses produksi sepatu. /Ilustrasi-Bisnis.com-WD
Pekerja pabrik menyelesaikan proses produksi sepatu. /Ilustrasi-Bisnis.com-WD

Bisnis.com, JAKARTA - Asosiasi Persepatuan Indonesia (Aprisindo) menyatakan belum ada dampak langsung konflik Rusia-Ukraina terhadap kinerja ekspor.

Direktur Eksekutif Aprisindo Firman Bakrie mengatakan pasar ekspor alas kaki dalam negeri ke kedua negara itu memang tidak terlalu besar. Namun, risiko dampak kemungkinan dapat muncul seiring banyaknya negara mitra dagang yang menjatuhkan sanksi kepada Rusia.

"Kami masih lihat perkembangan di Rusia seperti apa, terus kemudian perkembangan di Uni Eropa dan AS seperti apa dan bagaimana kelanjutan perang Rusia-Ukraina," kata Firman saat dihubungi, Rabu (2/3/2022).

Firman menjelaskan industri sepatu untuk orientasi ekspor terus berkembang dengan penambahan investasi dan kapasitas produksi. Pesanan untuk ekspor juga terpantu belum surut, meski pasar di dalam negeri sempat lesu akibat naiknya kasus Covid-19 varian Omicron.

Firman mengatakan pabrikan sepatu saat ini tengah dalam kondisi puncak produksi menghadapi pasar Lebaran. Meski utilitas kapasitas produksi sempat turun pada akhir Januari hingga awal Februari 2022, optimisme kembali terangkat seiring membaiknya kondisi pasar.

"Persiapan lebaran ini sempat tertunda karena Omicron. Sekarang kami sudah mulai optimistis. Di negara-negara Eropa sudah mulai lepas masker, kemudian di dalam negeri kita sudah melewati masa puncak [kasus Omicron]," jelasnya.

Menurut catatan Kementerian Perindustrian, industri kulit, barang dari kulit, dan alas kaki mengalami pertumbuhan volume produksi sebesar 33,42 persen dari 793,8 juta pasang pada 2020 menjadi 1,05 miliar pasang pada 2021.

Tahun ini, Firman memproyeksikan volume produksi akan kembali ke posisi sebelum pandemi pada angka 1,2 miliar pasang.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Reni Lestari
Editor : Kahfi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper