Bisnis.com, JAKARTA - Pemulihan penerbangan internasional yang dimulai pada awal tahun ini diharapkan terjadi secara berkesinambungan hingga akhir 2022.
Pemerhati penerbangan dari Jaringan Penerbangan Indonesia Gerry Soedjatman menjelaskan kondisi penerbangan internasional sudah mulai pulih, tetapi khusus di kawasan Asia cenderung bergerak lamban.
Meski demikian, lanjut Gerry, dengan tingkat vaksinasi dan juga tingkat fatalitas varian Omicron yang lebih rendah, banyak negara di kawasan Asia juga mulai membuka perbatasan tanpa karantina. Terlebih, setelah 2 tahun belakangan dilanda pandemi, saat ini mayoritas pelaku perjalanan internasional juga sudah merasa jenuh dan keinginan untuk bepergian menjadi tinggi.
Kondisi tersebut, lanjutnya, tecermin dari pergerakan penumpang internasional secara global pada pekan akhir pekan lalu yang menjadi penerbangan adalah yang tertinggi sejak pandemi. Bahkan di tengah tingginya kasus varian Omicron di berbagai belahan dunia.
"Recovery penerbangan terus berjalan. Persentasenya saya belum cek. Tapi 2022 diharapkan menjadi tahun pemulihan atau hingga 90 persen angka pra-pandemi," ujarnya, Senin (21/2/2022).
Menurutnya, keberlanjutan pemulihan penerbangan internasional membutuhkan tingkat vaksinasi yang tinggi dan tidak ada varian virus baru Covid-19 yang ganas. Dengan demikian, semakin banyak negara bisa membuka perbatasan tanpa karantina.
Sebelumnya, PT Angkasa Pura I (Persero) atau AP I menerima permohonan aktivasi kembali rute penerbangan reguler internasional di Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali untuk Maret 2022 dari tiga maskapai internasional.
Direktur Utama AP I Faik Fahmi mengatakan setidaknya hingga saat ini sudah ada tiga maskapai internasional yang resmi mengajukan permohonan dan sedang dalam proses perizinan yaitu KLM Royal Dutch, Scoot Tiger Air dan JetStar Airways.