Bisnis.com, JAKARTA - Industri logistik dinilai memiliki 4 permasalahan terkait dengan sisi operasional, sehingga belum efisien.
CEO dan Co-Founder PT FLYND Teknologi Indonesia Okky Angga mengatakan bahwa ada empat isu utama yang menjadi permasalahan dalam industri logistik, terutama pada sisi operasional.
"Pertama, kurangnya transparansi data," kata Okky, Jumat (18/2/2022).
Dia menuturkan proses pendataan dalam industri logistik sebagian besar masih menggunakan sistem konvensional atau manual. Hal ini menyebabkan informasi hanya tersalurkan satu arah dari staf operasional perusahaan logistik kepada pihak kurir atau pengemudi.
Selain di level manajemen, Okky menyebut kurangnya tranparansi data bisa memengaruhi proses logistik di sisi pelanggan (customer) atau konsumen. Apalagi, perilaku belanja online atau melalui e-commerce semakin meningkat.
Saat ini, pelanggan sudah bisa mengakses informasi atau mengikuti proses pengiriman barang oleh pihak kurir melalui sejumlah platform belanja online.
Kedua, lanjutnya, ketergantungan pihak kurir terhadap staf administrasi atau planner pengiriman barang. Biasanya informasi pengiriman barang hanya dikuasai oleh pihak staf administrasi, tanpa adanya transfer pengetahuan kepada kurir yang mengirim barang.
Ketiga, banyak pekerjaan dalam proses logistik masih dilakukan secara manual sehingga seringkali terjadi pengulangan pekerjaan atau yang dilaksanakan secara tidak efisien.
Menurutnya, industri logistik memerlukan teknologi operasional end-to-end berbasis Transportation Management System (TMS), atau sistem manajemen transportasi, dinilai dapat membantu seluruh operasional kegiatan logistik yang dibutuhkan saat ini.