Bisnis.com, JAKARTA — Penerapan local currency settlement dalam perdagangan bilateral dinilai sebagai langkah tepat dalam pemulihan ekonomi dari dampak pandemi Covid-19. Skema itu dapat diterapkan dalam skala lebih besar dengan dukungan negara-negara G20.
Hal tersebut disampaikan oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam gelaran G20 Finance Track Main & Side Events, Rabu (16/2/2022). Pertemuan daring itu merupakan bagian dari rangkaian acara Presidensi G20 oleh Indonesia.
Sri Mulyani menjelaskan bahwa Covid-19 menunjukkan bahwa risiko seperti pandemi dapat berdampak terhadap pasar keuangan dan sektor riil. Sebelumnya, gangguan terhadap perekonomian seringkali datang dari risiko fiskal dan moneter, bukan dari masalah kesehatan, sehingga kondisi saat ini harus menjadi pelajaran.
Indonesia saat ini mendorong inisiatif dengan berbagai mitra bilateral, seperti Malaysia, Thailand, dan Jepang untuk mengimplementasikan diversifikasi mata uang dalam transaksi perdagangan. Indonesia pun mendorong implementasi local currency settlement (LCS) dalam transaksi di masa pandemi Covid-19 ini.
"Ini penting untuk mengurangi ketergantungan dari menggunakan satu jenis mata uang, khususnya dolar Amerika Serikat. Local currency settlement juga dapat menurunkan biaya transaksi, karena pelaku perdagangan tidak perlu mengonversi [mata uangnya] ke dolar terlebih dahulu," ujar Sri Mulyani pada side events G20 Rabu (16/2/2022).
Dilansir dari situs Bank Indonesia, local currency settlement adalah penyelesaian transaksi bilateral antara dua negara yang dilakukan dalam mata uang masing-masing negara, lalu setelmen transaksinya dilakukan di dalam yurisdiksi wilayah negara masing-masing.
Baca Juga
Misalnya, penyelesaian transaksi perdagangan Indonesia dan Jepang dilakukan dalam rupiah dan setelmen transaksi dilakukan di Indonesia. Begitu pun sebaliknya, jika transaksi perdagangan kedua negara dilakukan dalam yen maka setelmen transaksi dilakukan di Jepang.
Sri Mulyani menilai bahwa local currency settlement (LCS) dapat memfasilitasi investasi yang lebih besar. Skema itu pun dapat menjadi langkah penting bagi masyarakat global untuk mengembalikan perekonomian dari kondisi pandemi Covid-19.
"[Local currency settlement] dapat menjadi exit strategy untuk mendukung pemulihan ekonomi global. Diversifikasi dapat mendukung kondisi makroekonomi, pemulihan bisa sustain bukan hanya bagi satu negara, tetapi bagi global," ujar Sri Mulyani.