Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ketua OJK Ungkap Sumber Pertumbuhan Ekonomi Baru pada 2022

Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Wimboh Santoso, Indonesia perlu membuka peluang pertumbuhan ekonomi di sektor baru, di tengah pandemi Covid-19.
Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso memberikan sambutan saat pembukaan pembukaan perdagangan Bursa di BEI, Jakarta, Senin (3/1/2021). Bisnis
Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso memberikan sambutan saat pembukaan pembukaan perdagangan Bursa di BEI, Jakarta, Senin (3/1/2021). Bisnis

Bisnis.com, JAKARTA – Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Wimboh Santoso, mengatakan dampak pandemi Covid-19 yang telah berjalan dua tahun perlu diantisipasi dengan membuka sumber pertumbuhan ekonomi di sektor baru.

Wimboh menyatakan bahwa tahun 2022 merupakan momentum pemulihan ekonomi nasional, meski masih dibayangi oleh pandemi. Di sisi lain, dampak dari pagebluk juga menimbulkan luka yang dalam kepada pengusaha di sektor pariwisata, penerbangan, dan hotel.

“Sehingga, [sektor] ini harus kita substitute dengan pertumbuhan ekonomi baru yang harus kita ciptakan. Pengolahan, hilirisasi, dan kendaraan listrik, dan itu sangat luar biasa memberikan efek multiplier. Dengan cara begitu kami harapkan pertumbuhan lebih kuat,” ujarnya kepada Direktur Utama Solopos, Arief Budisusilo, di kanal YouTube Espos Indonesia, Minggu (13/2/2022).

Pada awal 2022, OJK telah menunjukkan komitmennya untuk mendorong sektor baru tersebut melalui pemberian stimulus terkait pembiayaan kendaraan bermotor listrik berbasis baterai. Langkah ini merupakan salah satu kebijakan prioritas OJK untuk tahun 2022.

Wimboh, dalam Pertemuan Tahunan Industri Jasa Keuangan 2022, mengatakan stimulus tersebut akan dimulai dengan menurunkan aset tertimbang menurut risiko (ATMR) sehingga memperkecil risiko penempatan aset bank.

“Kami mendorong pembiayaan sektor komoditas sesuai prioritas pemerintah. Kami sudah mulai dengan menurunkan ATMR 25 persen lebih rendah dari yang biasa,” ujarnya.

ATMR, baik di bank konvensional maupun syariah, biasanya berada di level 35 persen. Apabila semakin tinggi ATMR, maka kian besar risiko penempatan aset bank.

Dia menambahkan bahwa kebijakan itu bertujuan mendorong pembiayaan kepada sektor komoditas sesuai prioritas pemerintah, termasuk industri Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB) dari hulu sampai hilir.

Selain industri KBLBB, OJK juga akan meningkatkan peran sektor jasa keuangan dalam mendukung percepatan pemulihan ekonomi nasional, salah satunya lewat sektor properti. Wimboh mengatakan stimulus untuk mendorong kredit kepada sektor properti akan dilanjutkan.

Sektor lain yang akan disasar oleh OJK adalah usaha mikro kecil dan menengah (UMKM). Wimboh melanjutkan bahwa otoritas akan memperluas akses keuangan untuk mencapai target penyaluran kredit UMKM sebesar 30 persen pada 2024.

Hal itu, lanjutnya, dilakukan dengan membentuk model klaster dalam satu ekosistem pembiayaan, pemasaran oleh off-taker, pembinaan serta optimalisasi lahan yang belum tergarap melalui kerja sama dengan gubernur dan kepala daerah setempat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Dionisio Damara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper