Bisnis.com, JAKARTA - Penasihat ekonomi Presiden terpilih Prabowo Subianto menilai Bank Indonesia (BI) tidak perlu menaikkan suku bunga.
Adapun, pada Rapat Dewan Gubernur (RDG) 23 dan 24 April 2024, BI memutuskan untuk menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin menjadi 6,25%. Kenaikan suku bunga ini sebagai langkah untuk mendukung stabilitas nilai tukar rupiah dari kemungkinan meningkatnya risiko global.
“Kita mematok target pertumbuhan yang cukup tinggi, perlu ada dukungan kebijakan moneter. Perlu ada stimulus. Kami berharap kebijakan fiskal dan moneter tetap dipertahankan,” kata ajudan Prabowo, Dradjad Wibowo, pada Rabu (24/4/2024) dilansir dari Bloomberg.
Menurutnya, Prabowo ingin menjaga kebijakan ekonomi tetap stabil menjelang pelantikannya sebagai presiden terpilih pada Oktober mendatang. Prabowo-Gibran sendiri menargetkan pertumbuhan sebesar 8% dalam kurun waktu 5 tahun.
Melemahnya Rupiah, kata Wibowo, bukan disebabkan oleh faktor fundamental ekonomi sehingga kenaikan suku bunga tidak diperlukan saat ini.
Pasalnya, setelah BI menaikkan suku bunga secara mengejutkan pada 19 Oktober lalu, Rupiah tetap melemah 2 minggu setelahnya.
Baca Juga
Program Makan Siang Gratis Wajib Disiplin Fiskal
Rencana belanja anggaran Prabowo untuk berbagai programnya, termasuk makan siang dan susu gratis di sekolah, memicu kekhawatiran yakni akan membebani rupiah.
Belanja besar-besaran bisa mencapai Rp460 triliun setiap tahun untuk program itu melebihi defisit anggaran 2023.
“Banyak yang bilang kebijakan Prabowo akan menguras anggaran. Memang butuh dana besar, tapi tetap dilakukan dalam koridor atau disiplin fiskal. Tidak akan ada tindakan fiskal yang tidak bertanggung jawab,” kata Wibowo.
Lebih lanjut, sambungnya, Prabowo juga berkomitmen untuk memastikan independensi BI dan mendorong koordinasi agar bauran kebijakan moneter selaras dengan ekspansi ekonomi.