Bisnis.com, JAKARTA — Sejumlah perusahaan tekstil dan produk tekstil (TPT) telah memiliki komitmen investasi mencapai sekitar US$400 juta pada awal tahun ini. Komitmen awal investasi itu diperkirakan dapat menyerap 150.000 tenaga kerja baru pada 2022.
Sekretaris Jenderal Asosiasi Produsen Serat dan Benang Filamen Indonesia (APSyFI) Redma Gita Wirawasta mengatakan industri TPT bakal banyak melakukan investasi lantaran permintaan yang meningkat dari pasar domestik dan internasional.
Redma mengatakan sejumlah perusahaan sudah kembali berinvestasi pada kuartal keempat 2021 untuk produksi kain dan benang. Investasi saat itu, kata dia, untuk memenuhi kebutuhan pasar domestik yang ditinggalkan produk impor atau substitusi barang impor.
“Beberapa perusahaan di hulu sampai hilir sudah komitmen. Perkiraan tambahan tenaga kerja bisa sekitar 20.000 orang. Kalau ditambah dengan industri kecil menengah bisa sekitar 150.000 orang,” kata Redma melalui pesan WhatsApp, Minggu (30/1/2022).
Dia mengatakan proyeksi yang relatif tinggi itu disebabkan karena permintaan pasar yang sudah kembali positif. Di sisi lain, program substitusi impor yang didorong oleh pemerintah turut efektif mengungkit kinerja industri domestik selama masa pemulihan ekonomi akibat pandemi.
“Di tahun 2022 investasi akan banyak dilakukan seiring permintaan pasar yang mulai membaik dan program substitusi impor yang digalakkan oleh pemerintah sesuai perintah presiden,” kata dia.
Baca Juga
Adapun, kontribusi industri TPT terhadap produk domestik bruto (PDB) sektor manufaktur sebesar 6,08 persen pada triwulan III tahun 2021. Sementara itu, pertumbuhan industri TPT secara triwulanan juga mengalami perbaikan menjadi sebesar 4,27 persen (q to q) apabila dibandingkan triwulan II-2021 sebesar 0,48 persen.
Malahan, ekspor TPT pada periode Januari-Oktober 2021 turut mengalami peningkatan sebesar 19 persen menjadi US$10,52 miliar, selain nilai investasi yang juga mengalami kenaikan sebesar 12 persen sehingga menjadi Rp5,06 triliun.
Sebelumnya, Kementerian Industri (Kemenperin) optimis serapan tenaga kerja pada industri pengolahan nonmigas dapat memenuhi target mencapai 20,84 juta orang pada tahun ini. Target itu naik 11,80 persen dari torehan 2021 di posisi 18,64 juta orang.
Juru Bicara Kemenperin Febri Hendri mengatakan sektor manufaktur nonmigas terus ekspansif setelah lonjakan pandemi pada pertengahan 2021 lalu. Menurut Febri, investasi pada sektor itu mulai tumbuh signifikan pada kuartal keempat 20221.
Sepanjang Januari–September 2021, realisasi investasi di sektor manufaktur tercatat sebesar Rp236,79 triliun. Angka ini naik 17,3 persen jika dibandingkan dengan realisasi investasi pada periode yang sama di 2020 sebesar Rp201,87 triliun.