Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nilai Ekspor Industri Kehutanan Melesat 30 Persen Secara Tahunan

Tahun ini nilai ekspor industri kehutanan diproyeksi mencapai US$15 miliar hingga US$16 miliar, atau naik sekitar 10 persen secara tahunan.
Pekerja menata potongan kayu Sengon atau Albasia di depo penampungan kayu Desa Kalibanger, Gemawang, Temanggung, Jawa Tengah, Jumat (4/1/2019). /Antara-Anis Efizudin
Pekerja menata potongan kayu Sengon atau Albasia di depo penampungan kayu Desa Kalibanger, Gemawang, Temanggung, Jawa Tengah, Jumat (4/1/2019). /Antara-Anis Efizudin

Bisnis.com, JAKARTA — Volume produksi industri hilir kehutanan tumbuh 2,5 persen sepanjang tahun lalu, dengan nilai ekspansi nilai ekspor sebesar 30,7 persen.

Asosiasi Pengusaha Hutan Indonesia (APHI) mencatat produksi kayu hutan alam mencapai 6,03 juta meter persegi pada 2021 dengan pertumbuhan 14,4 persen secara year-on-year. Adapun, produksi kayu hutan tanaman tercatat sebesar 46,43 juta meter persegi, tumbuh 1,2 persen dari capaian 2020.

Dengan demikian, Ketua Umum APHI Indroyono Soesilo mengatakan secara total produksi industri pada tahun lalu tumbuh 2,5 persen menjadi 52,46 juta meter persegi.

Adapun, capaian ekspor melesat tumbuh 30,7 persen menjadi US$14,48 miliar dari nilai 2020 sebesar US$11,07 miliar. Tahun ini Indroyono memproyeksikan nilai ekspor dapat tumbuh berkisar US$15 miliar hingga US$16 miliar.

"Sekarang kita pada posisi pasca Covid-19 di mana ekonomi dunia berkembang sangat pesat, Jadi diperkirakan ekspor kami untuk 2022 ini minimal sama, dan diharapkan sampai tembus US$15 miliar-US$16 miliar," ujarnya kepada Bisnis, Kamis (13/2/2022).

Adapun, diantara sembilan produk industri hilir kehutanan, yang mencatatkan kenaikan ekspor paling tinggi yakni serpih kayu dengan pertumbuhan 90,8 persen dan panel 83 persen.

Meski kinerja ekspor melesat, kendala logistik masih menjadi masalah krusial yang belum mereda setidaknya sampai awal tahun ini.

"Kalau nanti ekspor akan meningkat, pasti kendalanya masih di masalah logistik. Ini yang akan menentukan daya saing kita," lanjutnya.

Seiring dengan kinerja ekspor yang tetap prospektif, Indroyono juga memperkirakan pasar domestik akan mulai pulih pada tahun ini. APHI mendorong regulasi terkait penggunaan kayu legal dalam proyek-proyek konstruksi yang dibiayai APBN untuk mengerek serapan produk kayu di pasar dalam negeri.

"Kami juga sedang membuat analisis mengenai SNI untuk bangunan kayu dalam negeri, beberapa sudah banyak [melakukan analisis], kami tinggal dorong saja," ujar Indroyono.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Reni Lestari
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper