Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Permintaan Furnitur Dalam Negeri Diramal Meningkat Tahun Ini

Kendati permintaan furnitur tahun ini driproyeksi meningkat, tetapi industri masih menghadapi tantangan terkait penyediaan bahan baku baik kayu maupun rotan, permodalan, dan tenaga kerja.
Pekerja menyelesaikan tahap produksi mebel kayu jati di Desa Mekar Agung Lebak, Banten. Kerajinan mebel berupa kursi, meja, dan tempat tidur yang berbahan dasar limbah kayu jati dan mahoni dengan harga berkisar Rp13 juta hingga Rp5 juta per unit. /Antara-Mansyur S
Pekerja menyelesaikan tahap produksi mebel kayu jati di Desa Mekar Agung Lebak, Banten. Kerajinan mebel berupa kursi, meja, dan tempat tidur yang berbahan dasar limbah kayu jati dan mahoni dengan harga berkisar Rp13 juta hingga Rp5 juta per unit. /Antara-Mansyur S

Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Perindustrian memproyeksikan akan terjadi peningkatan permintaan furnitur untuk pasar dalam negeri pada tahun ini.

Direktur Hasil Hutan dan Perkebunan Kemenperin Emil Satria mengatakan untuk menggarap pasar dalam negeri, Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI) akan membuka gerai-gerai secara mandiri untuk merespons kebutuhan anggotanya yang berminat merambah dan memperluas pasar domestik.

"Kami optimistis 2022 permintaan dalam negeri akan meningkat. Kalau kita melihat permintaan pasar domestik untuk mebel dan kerajinan, cukup menjanjikan dengan middle income class yang lebih dari 50 juta," kata Emil saat dihubungi Kamis (13/1/2022).

Tantangan industri ke depan masih berkutat pada penyediaan bahan baku baik kayu maupun rotan, permodalan dan tenaga kerja.

Sementara itu, pasar ekspor masih menjadi pendorong utama industri furnitur dalam negeri, dengan capaian US$3,14 miliar pada periode Januari-November 2021, tumbuh 28,93 persen secara year-on-year. Dari capaian tersebut, kontributor mebel masih menjadi kontributor terbesar yakni 72,80 persen, sementara produk kerajinan menyumbang 27,20 persen.

Pada kelompok produk mebel, yang menjadi kontributor terbesar yakni furnitur kayu 56,81 persen, diikuti furnitur rotan 6,61 persen, dan furnitur metal 3,75 persen.

Adapun proyeksi realisasi nilai ekspor sepanjang 2021 yakni US$3,17 miliar. Menurut catatan HIMKI, ekspor pada tahun ini ditargetkan tumbuh 16,38 persen menjadi US$3,69 miliar.

"Untuk 2022 kita bisa tembus US$3 miliar mengingat potensi pasar AS yang ditinggalkan oleh China dan didukung oleh masalah bahan baku, tenaga kerja, logistik dan kontainer yang bisa diatasi di tahun ini," ujar Emil. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Reni Lestari
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper