Bisnis.com, JAKARTA – Harga batu bara global terus menguat pada level US$197,10 per metrik ton meski pemerintah Indonesia telah mengumumkan pembukaan kembali keran ekspor komoditas tersebut.
Bursa ICE Newcastle mencatatkan harga perdagangan batu bara untuk kontrak Januari hampir mencapai level US$200 per metrik ton yakni US$197,10 per metrik ton pada Selasa (11/1/2022) atau menguat 0,60 poin dibandingkan perdagangan sebelumnya.
Meski demikian, harga batu bara untuk kontrak Februari melemah 1,90 poin menjadi US$160 per metrik ton. Sebaliknya, kontrak Maret juga terkoreksi hingga 3,25 poin pada level US$153,35 per metrik ton.
Penguatan ini terjadi meski Indonesia telah mengumumkan pembukaan kembali keras ekspor batu bara. Selama ini Indonesia menjadi pengekspor terbesar batu bara termal. Jenis ini kerap digunakan untuk bahan bakar pembangkit listrik tenaga uap (PLTU).
Laman Tradingeconomics mencatat harga batu bara meningkat sekitar US$27,40 per metrik ton atau melonjak 16,16 persen sejak awal 2022. Peningkatan ini tercatat berdasarkan perdagangan pada contract for difference (CFD) yang mengikuti harga patokan untuk komoditas ini.
Meski demikian, pembukaan ekspor batu bara dari Indonesia diproyeksi menjadi sinyal pelemahan harga komoditas tersebut pada bulan-bulan mendatang.
Sebelumnya, pemerintah memastikan ekspor batu bara mulai dibuka bertahap pada Rabu 12 Januari 2022.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan bahwa pasokan batu bara untuk pembangkit listrik dalam negeri mencapai 15 hari operasi menuju 25 hari operasi.
“Sudah ada beberapa belas kapal yang sudah diisi batu bara telah diverifikasi malam ini, besok akan dilepas. Kapan mau dibuka ekspor secara bertahap kita lihat Rabu,” katanya kepada wartawan di Jakarta, Senin (10/1/2022).
Pengumuman ini sekaligus menyelesaikan larangan ekspor batu bara. Semua Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengumumkan bahwa ekspor batu bara akan diterapkan 1 - 31 Januari 2022.