Bisnis.com, JAKARTA – Bank Dunia memperkirakan Indonesia akan melanjutkan momentum pertumbuhan ekonomi pada tahun 2022.
Berdasarkan laporan Global Economic Prospects dari Bank Dunia yang dirilis Selasa (11/1/2022), pertumbuhan ekonomi Indonesia diperkirakan mencapai 5,2 persen pada tahun ini.
“(Pertumbuhan ekonomi Indonesia) didukung oleh permintaan yang kuat dari dalam negeri serta kenaikan harga komoditas,” tulis Bank Dunia dalam laporan tersebut.
Sementara itu, Bank Dunia memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2021 mencapai 3,7 persen. Perkiraan ini masih sama dengan proyeksi sebelumnya yang dirilis Desember 2021 lalu.
Lebih jauh, lembaga ekonomi internasional ini memperkirakan ekonomi Indonesia melanjutkan pertumbuhan di level 5,1 persen pada tahun 2023.
Proyeksi Bank Dunia terhadap Indonesia lebih tinggi dibandingkan Thailand yang diperkirakan tumbuh hanya 3,9 persen pada 2022 dan 4,3 persen pada 2023, namun masih lebih rendah dibandingkan Filipina yang mencapai 5,9 persen pada 2022.
Baca Juga
Sementara itu, Bank Dunia memperkirakan pertumbuhan ekonomi di Malaysia akan pulih menjadi 5,8 persen pada 2022, tetapi kemudian turun menjadi 4,5 persen pada 2023 karena memudarnya dukungan dari ekspor dan pengetatan kebijakan fiskal dan moneter.
Namun, Bank Dunia memperkirakan negara-negara yang bergantung pada pariwisata di Asia Tenggara seperti Kamboja, Malaysia, Filipina, dan Thailand tidak akan pulih ke level pra-pandemi hingga tahun 2022 atau 2023.
Di sisi lain, Bank Dunia menyoroti risiko penurunan terhadap prospek pertumbuhan di tengah kerentanan terhadap penyebaran Covid-19 varian Omicron meskipun banyak negara di kawasan ini diperkirakan mencapai tingkat vaksinasi 70 persen pada pertengahan 2022.
“Pembatasan mobilitas karena gelombang baru pandemi, vaksinasi yang tidak lengkap, dan pengujian yang tidak memadai terutama dalam menghadapi varian Omicron, dapat mengganggu pemulihan industri pariwisata dan perjalanan dan membebani kepercayaan konsumen,” tulis Bank Dunia.
Bank Dunia juga menyoroti meningkatnya risiko keuangan seiring dengan pertumbuhan tingkat utang.