Bisnis.com, JAKARTA — Oxford Economics memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2022 dapat mencapai 6 persen atau lebih tinggi dari proyeksi pemerintah. Namun, angka itu masih lebih rendah dari proyeksi pertumbuhan ekonomi Malaysia dan Filipina.
Oxford Economics Lead Asia Economist Sian Fenner menilai bahwa terdapat prospek positif dari perekonomian kawasan Asia Tenggara pada 2022. Adanya pelonggaran pembatasan sosial dan percepatan vaksinasi Covid-19 mendorong pemulihan ekonomi berbagai negara.
Lembaga itu memperkirakan pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) Indonesia dapat mencapai 6 persen pada tahun ini. Proyeksi itu lebih tinggi dari taksiran pemerintah di angka 5 persen—5,5 persen.
"Oxford Economics memperkirakan pertumbuhan PDB Indonesia sebesar 6 persen. Angka ini berada di bawah Malaysia dengan 6,7 persen dan Filipina dengan 6,8 persen," tulis Fenner dalam keterangan resmi, dikutip pada Selasa (11/1/2022).
Fenner memperkirakan bahwa sektor rumah tangga akan berkontribusi mendorong pertumbuhan di atas tren. Konsumsi privat dan publik akan mendorong pertumbuhan di sektor tersebut.
Selain itu, Oxford Economics pun memperkirakan bahwa investasi di kawasan Asia Tenggara, termasuk Indonesia, akan pulih lebih cepat dengan meningkatnya investasi asing langsung atau Foreign Direct Investment (FDI). Hal tersebut didukung oleh upaya aktif pemerintah, khususnya dalam mengundang investasi.
Oxford Economics menilai bahwa tingkat toleransi dan vaksinasi Covid-19 akan memainkan peran kunci dalam menentukan pemulihan ekonomi. Dengan tingkat vaksinasi yang tinggi, Asia Tenggara telah menunjukkan ketahanan terhadap pandemi.