Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Juli 2021 Bos Evergrande Masih Tersenyum, Kini Kekayaannya Anjlok

Bos besar developer papan atas China Hui Ka Yan masih bisa tersenyum 5 bulan lalu ketika dia menghadiri perayaan 100 tahun Partai Komunis China. Kini dia sudah habis-habisan dengan kekayaannya terpangkas US$17,2 miliar.
Pemilik Evergrande Hui Ka Yan/Newsweek
Pemilik Evergrande Hui Ka Yan/Newsweek

Bisnis.com, JAKARTA – Kekayaan pendiri dan bos besar developer papan atas China Evergrande Hui Ka Yan terpangkas US$17,2 miliar sepanjang tahun ini, seiring dengan krisis perusahaannya yang menyebar ke seluruh bisnis properti negara dengan perekonomian kedua terbesar di dunia itu.

Sebagaimana dilansir Bloomberg, Hui tersenyum saat menghadiri perayaan 100 tahun Partai Komunis di Beijing pada Juli 2021. Bagi banyak orang, undangan itu adalah tanda bahwa dia masih mendukung pemerintah, dan itu memberi dorongan langka pada obligasi perusahaannya.

Akan tetapi, jika ada investor yang masih memiliki harapan bahwa Evergrande terlalu besar untuk gagal, itu sudah jauh. Utang dan saham pengembang diperdagangkan mendekati rekor terendah setelah perusahaan gagal memenuhi kewajibannya dan Fitch Ratings melabelinya sebagai mangkir.

Para taipan real estat China mengalami tahun terburuk mereka setidaknya sejak 2012 karena pemerintah menindak pesta utang perusahaan dan Presiden Xi Jinping bertujuan mendistribusikan kembali kekayaan untuk membawa "kemakmuran bersama".

Bos terkaya di belakang perusahaan properti negara telah kehilangan lebih dari US$46 miliar gabungan tahun ini, menurut Bloomberg Billionaires Index, peringkat 500 orang terkaya di dunia yang dimulai pada 2012.

Kekayaan Hui anjlok US$17,2 miliar, salah satu penurunan terbesar untuk 2021. "Sektor real estat di China telah tumbuh sangat cepat selama 2 dekade terakhir berkat ekspansi agresif melalui leverage yang tinggi, meningkatkan kekayaan di negara ini," kata Terence Chong, profesor ekonomi di Universitas China Hong Kong.

"Perkembangan pasti akan melambat dengan jalur kredit yang lebih rendah dari bank. China sedang mengubah dan meningkatkan ekonominya, dan properti akan menjadi kurang mainstream di masa depan."

China telah berusaha menstabilkan ekonominya, yang sektor perumahannya menyumbang sekitar seperempat dari produk domestik bruto.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper