Bisnis.com, JAKARTA – Bos China Evergrande Group Hui Ka Yan memangkas sahamnya di developer raksasa itu untuk pertama kalinya sejak go public pada 2009, tanda terbaru dia melikuidasi aset pribadi untuk membantu mencegah default.
Hui menjual 1,2 miliar saham Evergrande yang setara dengan US$344 juta pada Kamis (25/11/2021), menurut pengajuan ke Bursa Efek Hong Kong.
Langkah itu mengurangi sahamnya bersama istrinya menjadi 67,87 persen dari semula 76,96 persen, demikian pengarsipan menunjukkan data itu pada Jumat (26/11/2021) sebagaimana dilansir Bloomberg.
Regulator China telah mendesak Hui menggunakan kekayaannya sendiri untuk membantu menopang keuangan kerajaan propertinya yang tertekan, yang memiliki kewajiban melebihi US$300 miliar.
Dia telah menyuntikkan lebih dari US$1 miliar ke Evergrande sejak Juli, terutama dengan melepaskan aset pribadi dan menjaminkan saham, China Business News melaporkan pekan lalu. Hui menjual saham rata-rata masing-masing HK$2,23, menurut pengajuan tersebut. Itu angka diskon 20 persen dari harga penutupan pada Rabu (24/11/2021).
Dokumen itu tidak mengidentifikasi pembeli saham Hui. Saham Evergrande ditutup 10 persen lebih rendah pada HK$2,50 pada Jumat sebelum pengajuan dilakukan, menjadikan penurunan tahun ini menjadi 83 persen.
Baca Juga
Pengungkapan ini membantu menjelaskan serangkaian transfer saham Evergrande besar di Sistem Kliring dan Penyelesaian Pusat Hong Kong yang menggelitik minat para pedagang selama sepekan terakhir.
Munculnya posisi saham 2,8 miliar dalam sistem kliring Jumat lalu memicu spekulasi bahwa Hui mungkin bersiap untuk mentransfer kepemilikan atau menjaminkan saham sebagai jaminan pinjaman. Sekarang tampaknya Hui menjual 1,2 miliar saham itu, meski tak jelas apa yang mungkin terjadi pada sisa saham tersebut.
Meskipun membayar utang dolar dalam beberapa pekan terakhir pada menit-menit akhir, obligasi Evergrande diperdagangkan dengan diskon besar untuk nilai nominal karena investor bersiap untuk apa yang bisa menjadi salah satu restrukturisasi utang terbesar di China.
Uang kertas dolar perusahaan yang jatuh tempo Maret 2022 diperdagangkan sekitar US$0,33 pada Jumat.
Evergrande, yang memiliki bisnis mulai dari kendaraan listrik hingga air minum kemasan, menjual aset untuk mengumpulkan uang karena regulator menekan pengaruh di industri properti.
Perusahaan sepakat pekan lalu untuk melepas seluruh sisa sahamnya di bisnis internet HengTen Networks Group. Stadion sepak bolanya pun telah diambil alih oleh badan pemerintah dengan maksud untuk menjualnya, tulis Reuters pada Jumat yang dikutip Bloomberg.