Bisnis.com, JAKARTA - Evergrande Group mengatakan telah melanjutkan lebih dari 10 proyeknya di enam kota di Shenzhen, China. Evergrande berhasil menghindari gagal bayar dengan membayar kupon di menit-menit terakhir pada pekan lalu.
Dilansir Channel News Asia pada Minggu (24/10/2021), Evergrande belum mempublikasikan berapa dari total proyek properti sebanyak 1.300 yang terhenti setelah terjebak dengan kewajiban sebesar US$300 miliar.
Melalui akun WeChat, Evergrande menyampaikan bahwa beberapa proyeknya telah berlanjut dan dalam tahap dekorasi interior, sementara beberapa lainnya telah selesai konstruksi.
Perusahaan menambahkan bahwa upayanya untuk menjamin konstruksi akan menopang kepercayaan pasar dengan menyertakan beberapa foto pekerja konstruksi di berbagai proyek yang disertai dengan keterangan waktu.
Perusahaan mengatakan pada 31 Agustus bahwa beberapa proyek ditangguhkan karena keterlambatan pembayaran kepada pemasok dan kontraktor sehingga masih dalam tahap negosiasi untuk melanjutkan pembangunan.
Pada bulan lalu, perusahaan juga telah berjanji kepada pembeli potensial akan menyelesaikan bangunan rumahnya. Perusahaan juga masih lanjut mengerjakan salah satu stadium terbesar di dunia di selatan Guangzhou.
Evergrande baru saja membayarkan bunga obligasi offshore senilai US$83,5 juta pada pekan lalu. Namun, perusahaan masih harus bergulat dengan krisis utang yang membayangi ekonomi terbesar kedua di dunia itu pada beberapa waktu ke depan.
Dengan adanya krisis di bisnis propertinya, Evergrande mengumumkan pada Jumat bahwa akan memprioritaskan bisnis kendaraan listriknya.
Krisis Evergrande telah menjalar di sektor properti China yang nilainya mencapai US$5 triliun. Utang tersebut menyumbang seperempat dari ekonomi nasional akibat serangkaian pengumuman default, penurunan peringkat dan merosotnya obligasi korporasi.