Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Trump Perpanjang Gencatan Tarif Dagang AS-China 90 Hari

Trump memperpanjang gencatan tarif AS-China 90 hari hingga November 2025, meredakan ketegangan dagang dan memberi waktu untuk negosiasi isu perdagangan penting.
Ilustrasi bendera China dan Amerika Serikat (AS). / Reuters-Dado Ruvic-illustration
Ilustrasi bendera China dan Amerika Serikat (AS). / Reuters-Dado Ruvic-illustration
Ringkasan Berita
  • Presiden AS Donald Trump memperpanjang gencatan tarif dengan China selama 90 hari hingga awal November 2025 untuk menstabilkan hubungan dagang kedua negara.
  • Perpanjangan ini diambil setelah pertemuan di Stockholm dan diharapkan meredakan kekhawatiran perang tarif yang dapat menekan arus perdagangan AS-China.
  • Langkah ini memberi waktu tambahan untuk membahas isu perdagangan yang belum terselesaikan dan membuka peluang pertemuan Trump dengan Presiden Xi Jinping.

* Ringkasan ini dibantu dengan menggunakan AI

Bisnis.com, JAKARTA – Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump memperpanjang gencatan tarif dengan China selama 90 hari hingga awal November 2025, langkah yang dapat menstabilkan hubungan dagang antara kedua negara.

Melansir Bloomberg pada Selasa (12/8/2025), perpanjangan gencatan tarif tersebut diteken Trump melalui sebuah perintah eksekutif, menurut sumber yang mengetahui keputusan tersebut. 

Kesepakatan itu sebelumnya mencakup komitmen AS dan China untuk menahan kenaikan tarif timbal balik serta melonggarkan pembatasan ekspor pada magnet tanah jarang dan sejumlah teknologi tertentu, yang sedianya akan berakhir pada Selasa waktu setempat.

Teks resmi perintah tersebut belum dirilis, sehingga belum jelas apakah terdapat perubahan lain pada kebijakan perdagangan AS atau ketentuan perjanjian tersebut.

Keputusan perpanjangan gencatan tarif ini diambil setelah dua hari pertemuan di Stockholm pada Juli lalu yang dipimpin Menteri Keuangan AS Scott Bessent dan Wakil Perdana Menteri China He Lifeng. Pertemuan tersebut merupakan putaran ketiga dalam tiga bulan terakhir.

Jika tidak diperpanjang, tarif AS atas barang China diperkirakan melonjak menjadi sedikitnya 54% mulai tengah malam waktu New York.

Gedung Putih menolak memberikan komentar. Saat berbicara kepada wartawan pada Senin (11/8/2025) pagi, Trump enggan memastikan langkahnya. CNBC International sebelumnya melaporkan bahwa perintah perpanjangan tersebut telah diteken.

“Kita lihat saja nanti. Hubungan kita dengan China saat ini berjalan cukup baik," ujar Trump ketika ditanya soal perpanjangan kesepakatan. 

Perpanjangan ini diharapkan meredakan kekhawatiran akan kembalinya perang tarif yang berisiko menekan arus perdagangan AS–China. Ketegangan dagang kedua negara awal tahun ini sempat mengguncang pasar keuangan global.

Langkah tersebut juga memberi waktu tambahan bagi kedua pihak untuk membahas isu yang belum terselesaikan, seperti bea masuk terkait perdagangan fentanil yang dikenakan Trump kepada Beijing, kekhawatiran AS atas pembelian minyak Rusia dan Iran oleh China, serta sengketa terkait operasional bisnis AS di China.

Perpanjangan ini juga membuka peluang bagi Trump untuk mengunjungi China dan bertemu Presiden Xi Jinping pada akhir Oktober, bertepatan dengan pertemuan internasional di Korea Selatan yang kemungkinan akan dihadiri Trump.

Sebelumnya, AS telah menaikkan tarif impor produk China hingga 145%, yang direspons Beijing dengan pembatasan ekspor magnet logam tanah jarang. Namun, kesepakatan gencatan 90 hari yang dicapai Mei lalu membuat AS menurunkan tarif menjadi 30% dan China memangkas tarif barang AS menjadi 10% serta melanjutkan ekspor logam tanah jarang.

Sikap terbuka Trump terhadap negosiasi dengan Beijing memunculkan kekhawatiran di kalangan pengamat keamanan nasional AS yang menilai Presiden kurang tegas menghadapi rival geopolitik utama tersebut. 

Nvidia Corp. dan Advanced Micro Devices Inc. bahkan menyepakati pembayaran 15% dari pendapatan penjualan chip AI tertentu di China kepada pemerintah AS demi memperoleh lisensi ekspor.

Trump juga memberi sinyal kemungkinan kesepakatan terpisah yang mengizinkan Nvidia menjual versi terbatas chip AI tercanggihnya ke China. Pada Minggu lalu, Trump mendesak Beijing untuk melipatgandakan pembelian kedelai AS sebagai upaya mengurangi defisit perdagangan kedua negara.

Negosiasi AS–China ini berjalan di luar pembicaraan dagang AS dengan mitra lain, seiring upaya pemerintahan Trump menerapkan tarif resiprokal dan bea masuk spesifik industri pada sejumlah negara. 

Tarif 30% AS terhadap produk China terdiri atas bea 20% terkait fentanil dan 10% tarif dasar, di luar pungutan yang sudah berlaku sejak periode pertama Trump.

Logam Tanah Jarang

Salah satu fokus pembahasan adalah menjaga stabilitas perdagangan di tengah penerapan hambatan seperti tarif dan kontrol ekspor pada sektor strategis, termasuk teknologi baterai, pertahanan, dan semikonduktor.

Dalam beberapa bulan terakhir, kedua negara mulai menurunkan eskalasi. Ekspor magnet logam tanah jarang dari China ke AS kembali meningkat pada Juni, sementara AS mengizinkan pengiriman semikonduktor untuk AI yang sempat diblokir.

Perwakilan Dagang AS Jamieson Greer, yang ikut dalam negosiasi Stockholm, menyebut pihaknya telah mengamankan komitmen suplai magnet dari China. “Kami berupaya memastikan arus magnet dari China ke AS dan rantai pasok terkait bisa kembali seperti sebelum adanya pembatasan,” ujarnya kepada CBS.

Berdasarkan data bea cukai terbaru, arus magnet logam tanah jarang dari China ke AS naik menjadi 353 ton pada Juni, dibandingkan hanya 46 ton pada Mei. Meski demikian, volume tersebut masih jauh di bawah level sebelum Beijing memberlakukan kontrol ekspor pada April lalu.

Penjualan chip AI canggih tetap menjadi isu, meski Trump telah melonggarkan pembatasan ekspor. Otoritas China pada akhir Juli memanggil Nvidia terkait dugaan celah keamanan pada chip H20.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro