Bisnis.com, JAKARTA — Presiden AS Donald Trump mengancam akan mengenakan tarif tambahan ke China karena pembelian minyak Rusia, meski peluangnya dinilai kecil oleh penasihat Gedung Putih.
Jika terealisasi, China akan menjadi negara kedua yang terkena penambahan tarif akibat pembelian minyak Rusia. Sebelumnya, Trump telah resmi menambah tarif untuk India sebesar 25% karena masalah ini
Pernyataan ini disampaikan Trump pada Rabu (6/8/2025) waktu setempat, usai menggandakan tarif atas produk asal India karena alasan serupa.
“Saya belum tahu. Saya belum bisa katakan. Tapi bisa saja. Kami sudah melakukannya pada India. Mungkin juga akan dilakukan terhadap beberapa negara lain. Salah satunya bisa saja China,” ujarnya dikutip dari Bloomberg pada Kamis (7/8/2025).
Jika diberlakukan, tarif tambahan terhadap produk asal China akan memperberat beban perdagangan Negeri Tirai Bambu, yang ekspornya ke AS sudah merosot dalam beberapa bulan terakhir akibat tarif tinggi yang berlaku saat ini. Langkah tersebut juga hampir dipastikan akan memicu pembalasan dari Beijing.
Sebelumnya, China sempat memanfaatkan dominasinya atas ekspor magnet tanah jarang (rare-earth magnets) sebagai alat tawar-menawar untuk menurunkan sebagian tarif dari AS awal tahun ini.
Baca Juga
Penasihat perdagangan Gedung Putih, Peter Navarro, menilai langkah baru terhadap China kemungkinan tidak diambil karena bisa berdampak negatif bagi perekonomian AS sendiri.
“Kita lihat saja nanti. Saat ini tarif atas produk China sudah di atas 50%. Kita tidak ingin sampai menyakiti diri sendiri," kata Navarro kepada wartawan.
Kementerian Luar Negeri China belum memberikan komentar atas pernyataan tersebut.
Hubungan perdagangan antara AS dan China belakangan menunjukkan tanda-tanda stabilisasi setelah kedua negara sepakat untuk menahan lonjakan tarif dan melanjutkan perundingan.
Ketegangan yang mereda ini bahkan membuka peluang pertemuan puncak antara Trump dan Presiden China Xi Jinping tahun ini. Namun, sejumlah isu masih menjadi ganjalan, termasuk terkait pasokan chip kecerdasan buatan (AI) canggih.